GEOSAINS LEADERSHIP FORUM : AJANG SHARING DAN MEMBANGUN NETWORKING PARA JUNIOR GEOLOGIST

DSC_0180Dr. Budi Kantaatmadja (Petronas PMU), hari sabtu, tanggal 21 Juni  2014 kemarin,  PUKUL 08.00-11.00, di Ruang Hilmi Panigoro, ITB, menjadi pembicara utama dalam soft  launching Geosains Leadership Forum (GLF). Forum ini merupakan  hasil kerjasama  antara IAGI Learning Centre, Prodi Teknik Geologi ITB,  IAGI Pengda Jabar, Himpunan  Teknik Geologi “GEA”,  dan SM IAGI. Adapun temanya adalah , “Menembus Batas : How to Become International Geologist”.

Tujuan dibentuknya Geosains Leadership Forum adalah untuk  menjadi wahana bagi para geoscientis muda berinteraksi dengan para CEO dan profesional  dalam bidang geosains terutama bidang geologi untuk  mengembangkan potensi leadership yang mereka miliki. Para geoscientis muda akan belajar bagaimana membangun networking dan  soft skill, presentasi dan diskusi, mengorganisasi geological event dan kunjungan ke kampus top di luar negeri. Pada forum ini para geologist muda diberi kesempatan untuk presentasi mengenai field trip atau penelitian yang mereka lakukan.  Mereka akan belajar mengemukakan ide dan menjelaskan jika mendapat pertanyaan.  Forum ini didesain disamping sharing para senior kepada yunior, juga menjadi  ajang para yunior geologist untuk mengekspresikan ide dan mempresentasikan didepan forum.

Pada Soft launching  Geosain Leadership Forum kemarin di mulai dengan sambutan dari Dr. Agus M Ramdhan, mewakili Prodi Teknik Geologi ITB dan dilanjutkan dengan presentasi oleh Sawungrono Wisase, mahasiswa GL 2010, mempresentasikan pengalaman melakukan organizing Field Trip dan field trip Geologi ke Kepulauan Aruah, Selat Malaka, Propinsi Riau bersama beberapa orang senior geologist Salamander Energy. Kepulauan Aruah merupakan gugusan kepulaun terluar Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia.  Sebagai informasi pada peta geologi Indonesia, di pulau tersebut belum ada gambar dan deskripsi litologinya. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi Pak Budi Kantaatmadja sebagai presenter utama.

Pada sesi pertama Pak Budi menjelaskan tentang bagaimana persiapan  dan bekal yang harus disiapkan untuk menembus  bursa geologist international.  Yang pertama tentu menentukan minat pada bidang apa yang akan mereka tekuni, apakah dibidang oil and gas atau mining. Kemudian dipertajam lagi apakah mau menekuni  petrofisik, eksplorasi atau production geologist. Untuk  bisa bersaing dengan para geologist di luar negeri tentu sangat penting mempunyai  kompetensi yang tinggi dibidangnya.

Faktor ke 2 yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan diri serta sikap optimis. Ini menjadi bekal yang sangat penting untuk meniti karir di luar negeri.  Kemudian yang ke 3 tentu networking. Pada zaman sekarang networking sangat penting dan lebih mudah dilakukan misalnya dengan mengikuti group group mailis atau linked in atau banyak mengikuti pertemuan pertemuan ilmiah geologi.

Pada sesi selanjutnya Pak Budi mempresentasikan mengenai   topik yang sangat menarik, yang saat ini sedang menjadi perhatian perusahaan oil and gas yaitu “ Integration Approach : Deep Water Thinly Bedded Reservoir Characterization” untuk peningkatan cadangan minyaknya.  Pada  jaman dahulu pada saat mencari minyak masih mudah, potensi minyak dilapisan tipis ini terabaikan.  Saat ini optomalisasi lapisan tipis ini ternyata mempunyai potensi yang cukup menarik. Sebagai contoh Pak Budi menjelaskan bahwa dengan melakukan  penelitian dan kajian terhadap lapisan tipis ini sebagai reservoir di salah satu lapangan minyak di Malaysia, dapat menambah cadangan  inplace sekitar 200 juta barrel .Tentu angka yang sangat menarik dan menguntungkan.

Suasana  presentasi menjadi lebih menarik karena banyak mahasiswa baik S1 maupun S2 yang  bertanya tentang topik ini. Pak Budipun dengan sabar menjawab pertanyaan semua mahasiswa.  Ada sekitar 52 peserta  yang hadir pada acara soft launching Geosains Leadership Forum ini.

DSC_0319

Pak Arif, dosen Prodi Geologi mengusulkan agar program Geosains Leadership Forum ini dapat dilaksanakan reguler setiap  bulan dengan mengundang narasumber yang kompeten sehingga menjadi wahana yang efektif bagi para yunior geologist untuk  sharing dan membangun networking.  Diharapkan kalau model leadership forum  semacam ini sukses maka dapat dikembangkan di kota kota lain di Indonesia  seperti di Makassar, Medan, Yogyakarta, dan kerjasama bisa diperluas dengan FGMI  dan kampus kampus di seluruh Indonesia.

Comments

comments

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *