Tantangan Running 3D Seismic Survey di Northwest Tunu, Kalimantan Timur.

Penulis : Fahmi Fathurrahman & An Ikhrandi

Pada tanggal 5 Maret 2015, 3anggota perwakilan dari Biro Kursus IAGI berkesempatan menghadiri presentasi dari Total EP Indonesie mengenai keberhasilannya dalam running 3D seismic survey di Lapangan Tunu Kalimantan Timur. Narasumber dari acara tersebut adalah Noor Syarifuddin (Vice President of Geoscients and Reservoir Total EP Indonesie), Hardy Pramono (General Manager of Total EP Indonesie), dan Rudianto Rimbono (VP External Affair SKK Migas).

Lapangan Tunu merupakan lapangan gas raksasa yang ditemukan tahun 1977 dan berproduksi tahun 1990. Memiliki 27 Sumur eksplorasi dan 26 sumur delineasi dengan total sumur jika digabung dengan prduksi lebih dari 1000 sumur. Lapangan ini mempunyai produksi kumulatif 8,7 Tcf gas + 250 MMbbl. Memiliki luas wilayah dengan panjang 75 km dan lebar 18 km sebagian wilayahnya merupakan rawa dan laut lepas.

pict 1

Lapangan ini pada awal ditemukannya menggunakan konsep structural trap dengan luas trap tidak terlalu besar, kemudian pada tahun 1975-1989 diterapkan konsep stratigraphic trap yang membuat perhitungan trap semakin besar dan perkembangan ilmu pengetahuan menggunakan kosnep Hidrodinamik membuat lapangan ini menjadi lapangan gas raksasa.pict 2

Data seismik dipergunakan secara intensif untuk mencari target reservoir yang akan dibor dan diproduksi. Produksi dari reservoir dangkal mencapai 30% dari produksi lapangan Tunu, sebagian besar target reservoir ditentukan berdasarkan sismik. Lapangan ini sempat mengalami penurunan produksi sehingga akhirnya diputuskan untuk dilakukan 3D Seismik untuk melihat secara utuh lapangan tersebut. Latar belakang lain dari akuisisi 3D seismik di Lapangan Tunu ini untuk mencegah geohazard berupa overpressure sehingga pengambilan data seismik 3D ini lebih berkonsentrasi pada shale zone yang banyak diduga memilki potensi overpressure.

pict 3

Total area surveynya mencapai 590,89 km2. Lama persiapan dan mobilisasi alat mencapai 8 bulan dan lama survei mencapai 18 bulan. Total jumlah jam kerja 8,4 juta jam. Rata-rata jumlah pekerja lapangan mencapai 890 dengan maksimum 1497. Mengerahkan armada kapal/perahu sebanyak 160 buah. Memerlukan bahan peledak sebanyak 20 ton dan kayu membuat jembatan dengan total sepanjang 470 km. Survei seismik 3D di NW Tunu merupakan survey paling ambisius yang pernah dilakukan Total EP di lingkungan rawa dengan menghabiskan dana sebesar $80 juta.

pict 4

Survey ini menggunakan teknologi yang paling mutakhir dengan menggunakan Detonator Elektronik untuk memicu ledakan diperlukan alat yang dilengkapi kode sebanyak 12 digit. Peledaknya pun merupakan Degradable Charges apabila tidak meledak, peledak akan rusak dan tidak aktif dalam waktu 2-6 bulan. Hal ini merupakan pencegah karena biasanya terjadi para nelayan mengambil kembali peledak yang tidak meledak untuk diambil kabel tembaganya namun tiba tiba meledak tak terduga walaupun peledak tersebut sudah ditanam hingga kedalaman 25 meter.

Keselamatan kerja sangat diperhatikan dalam survey ini karena mayoritas tenaga kerja diambil dari daerah sekitar survey sebanyak 1200 orang dan belum terlatih. Selain itu juga 6 bulan sebelum survey dilakukan, Total EP terus bersosialisasi dan berokordinasi dengan masyarakat sekitar. Lebih dari 18 perijinan yang harus diperoleh dan harus terus diperbaharui dari berbagai instansi. 2600 tambak juga harus dikompensasi dengan biaya mencapai $6juta.

pict 5

Survey ini mendapatkan penghargaan langsung dari Headquarter total berkat capaian HSE nya selama 18 bulan melakukan survey dengan mengerahkan lebih dari 1200 tenaga kerja tidak mengalami kecelakan total, hanya terjadi 1 kejadian yang menyebabkan 2 pekerja diserang buaya dan hanya mengalami luka lecet dan dirawat sekitar 1 minggu di rumah sakit.

pict 6

Survey ini dianggap berhasil dengan segala kesulitan dan hambatan, mendapatkan data seismik dengan luas area total 590,89 km2 tanpa ada kecelakaan yang berarti. Berkat kerjasama penduduk dan karyawannya juga survey ini berlangsung dengan lancar tanpa adanya riuh dan protes dari penduduk sekitar.

pict 7

Comments

comments

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *