DISTINGUISHED LECTURERS SESSION ISPG-IAGI

‘CONTROVERSION of DRILLING PLAN in SIDOARJO, EAST JAVA”

DSC_0136

Sepuluh tahun telah berlalu sejak pertama kali LUSI (Lumpur Sidoarjo) menyembur di sekitar lokasi sumur bor Banjarpanji-1 oleh Lapindo Brantas pada Mei 2006. Pengeboran yang bertujuan untuk eksplorasi mencari cadangan baru minyak/gas bumi berakhir dengan semburan lumpur panas di sekitar sumur tersebut.

Lumpur panas telah menenggelamkan ribuan rumah dan persawahan di daerah Sidoarjo. Tentu hal itu menjadi sebuah trauma bagi korban lumpur Sidoarjo (LUSI). Sehingga, ketika ada rencana pengeboran sumur baru di sekitar sumur Banjarpanji-1, yaitu sumur Tanggulangin-6 dan Tanggulangin-10, masyarakat dengan tegas menolaknya. Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan telah banyak pula teori-teori yang dikemukakan tentang penyebab semburan lumpur panas (LUSI).

Berawal dari kondisi tersebutlah, ISPG-IAGI menyelenggarakan diskusi ilmiah dengan sebuah acara bertemakan Distinguished Lecturers Session “Controversion of Drilling Plan in Sidoarjo, East Java” pada hari Rabu, 11 Februari 2016. Acara ini murni sebuah diskusi ilmiah dengan mengundang para ahli dan dihadiri oleh kalangan mahasaiswa hingga profesional yang tertarik dengan masalah Lumpur Sidoarjo. Acara ini tidak membuat kesimpulan ataupun rekomendasi apapun ke pihak-pihak yang bersangkutan dengan Lumpur Lapindo.

Pembicara yang hadir pada kesempatan ini merupakan orang-orang yang telah banyak melakukan penelitian terhadap Lumpur Lapindo serta ahli-ahli dibidang overpressure atau drilling. Pembicara tersebut antara lain, Handoko T. Wibowo ST. MT. (ITATS Surabaya), Dr. Mark Tingay (University of Adelaide), Bambang Istadi (Energi Mega Persada), dan Dr. Muhammad Burhannudinnur (Universitas Trisakti). Selain itu juga hadir Awang H. Satyana (SKK Migas) dan Rovicky Dwi Putrohari (SAKA Energy) sebagai komentator sehingga diskusi menjadi lebih seru.

DSC_0034Batara Simanjuntak (IAGI) sebagai moderator, mengawali acara dengan mengajak peserta dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Bagimu Negri”. Dengan diiringi oleh musik, peserta menyanyikan lagu bagimu negri dengan hikmat. Kemudian moderator menjelaskan aturan forum, bahwa forum ini merupakan forum diskusi ilmiah seperti disebutkan sebelumnya.

Pembicara pertama, Pak Handoko. Menyampaikan hasil penelitiannya tentang penyebab dari Lumpur Sidoarjo. Pak Handoko menyampaikan bahwa semburan Lumpur Sidoarjo disebabkan oleh reaktivasi sesar Watukosek yang berarah timurlaut-baratdaya (NE-SW). Hasil penelitian ini berdasarkan hasil studi mengguanakan seismic line, microgravity, VLF ( Very Low Frequency), Ground Penetration Radar serta hasil studi lapangan pasca semburan yang menunjukkan gejala-gejala geologi akibat adanya suatu reaktivasi sesar berarah NE-SW, tidak lain adalah Sesar Watukosek.

Pak Bambang Istadi selanjutnya juga menyampaikan hasil penelitiannya. Diawali dengan sebuah pertanyaan apakah LUSI diakibatkan oleh Human Error atau diakibatkan oleh bencana alam? Berdasarkan penelitiannya setidaknya ada empat faktor yang harus ada jika peristiwa semburan lumpur itu diakibatkan oleh kesalahan drilling (Human Error) pada sumur Banjarpanji-1, yaitu Uncontrolled Kick, Casing Shoe Breached, Under Ground Blowout, dan Sustained Propagation Pressure. Namun berdasarkan data yang telah terkumpul, tidak ada satupun dari keempat faktor di atas yang terbukti. Sehingga menurut Pak Bambang Istadi semburan Lumpur Sidoarjo bukan dikarenakan oleh kesalahan pengeboran.

DSC_0050

DSC_0068

Kemudian pembicara ketiga adalah Mark Tingay. Mark menyampaikan hasil penelitian terbarunya. Diawali dengan dua hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu, semburan lumpur sidoarjo berhubungan dengan gempa di Yogyakarta serta hipotesis bahwa semburan tersebut berhubungan dengan aktivitas pengeboran di sumur Banjarpanji-1. Berdasarkan penelitiannya, LUSI disebabkan oleh reaktivasi sesar (fault reactivation). Getaran tersebut menyebabkan likuifaksi dan gas exsolution di Kalibeng Shales, namun reaktivasi sesar tersebut bukan karena trigger dari gempa bumi Yogyakarta. Mark mengemukakan pendapat barunya bahwa reaktivasi sesar diakibatkan oleh drilling kick. Drilling kick menyebabkan tekanan fluida 80 kali lebih besar dibanding tekanan fluida akibat gempa bumi.

Terakhir, Pak Burhannudinnur menjelaskan tentang model sistem gunung lumpur (mud volcano) berdasarkan data survei lapangan dan data bawah permukaan. Dijelaskan juga bahwa terdapat beberapa daerah yang memiliki potensi gunung lumpur dengan tekanan tinggi seperti daerah Sidoarjo dan Kradenan. Berdasarkan data yang terkumpul dapat dibuat model erupsi gunung lumpur serta prediksi bahaya dari gunung lumpur tersebut.

DSC_0077DSC_0091

Selanjutnya kedua komentator, baik Pak Awang atau pun Pak Rovicky, masing-masing memberikan komentarnya terhadap para pembicara. Kemudian sesi tanya jawab juga tidak kalah seru dibandingkan diskusi antar komentator dan pembicara. Diprediksi akan ada banyak pertanyaan namun waktu yang ada terbatas, sehingga panitia menyeleksi dan memilih empat pertanyaan terbaik yang ditanyakan kepada pembicara. Acara ditutup pada pukul 17.00 dan diakhiri dengan sesi foto bersama.

DSC_0094DSC_0108

DSC_0100 DSC_0059

Comments

comments

This entry was posted in Berita and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *