Detail

MENGENAL RESERVOIR KARBONAT

3 – 7 Juli 2017, IAGI Learning Center kembali menyelenggarakan course di kota gudeg, Yogyakarta. Course ini berjudul “Carbonate Sedimentology and Diagenesis: Their Impact on Reservoir Quality and Distribution” dengan instruktur Pak Alit Ascara, Ph.D. Course ini diikuti oleh 11 peserta dari berbagai kalangan, baik praktisi maupun akademisi. Di awal course, Pak Alit menekankan betapa pentingnya carbonate reservoir saat ini sebagai salah satu inovasi untuk meninggalkan reservoir klastik konvensional. Berikut ini merupakan ringkasan course yang disampaikan oleh Pak Alit. [caption id="attachment_2279" align="aligncenter" width="223"]Pak Alit menjelaskan mengenai reservoir karbonat Pak Alit menjelaskan mengenai reservoir karbonat[/caption] Di hari pertama course, Pak Alit menjelaskan mengenai langkah-langkan yang perlu dilakukan jika menghadapi reservoir karbonat. Hal yang pertama dilakukan yaitu pengumpulan data berupa data litologi, geometri, jenis fosil, struktur sedimen, distribusi porositas/permeabilitas, dan konten fluida. Setelah data terkumpul, barulah dilakukan interpretasi untuk menentukan lingkungan pengendapan dan rekonstruksi paleogeografi. Hasil akhir dari interpretasi yaitu dilakukan presiksi fasies reservoir, berupa kualitas dan dimensi reservoir. FAKTOR PENENTU SEDIMENTASI KARBONAT Proses sedimentasi pada karbonat ditentukan oleh dua faktor utama yaitu geotektonik dan iklim. Kedua faktor tersebut akan mengontrol faktor penting lainnya yaitu muka air laut. Geotektonik mengontrol salah satu syarat utama terjadinya sedimentasi karbonat yaitu dengan tidak adanya pengendapan material silisiklastik, karena karbonat sulit tumbuh pada air yang keruh. Geotektonik juga mampu menentukan setting pengendapan karbonat dengan terbentuknya tiga jenis platform karbonat, yaitu ramp, rimmed shelf, dan isolated platform. Iklim sangat berpengaruh pada temperatur, pola sirkulasi air, salinitas, sumber makanan, gelombang, dan arus badai pasang dan surut yang nantinya mempengaruhi perkembangan sedimentasi karbonat. FASIES KARBONAT Jenis dan tekstur batuan karbonat dapat merepresentasikan lokasi pengendapan dan fasies karbonat. Pengetahuan mengenai fasies karbonat ini nantinya akan membantu dalam mengetahui porositas dan permeabilitas yang ada dalam batuan. Lalu, dengan mengetahui lingkungan pengendapan dan morfologi platform, akan memudahkan dalam penentuan distribusi reservoir dan penentuan letak sumur berikutnya. DIAGENESIS KARBONAT DAN RESERVOIR Diagenesis pada batuan karbonat memungkinkan terjadinya perubahan kestabilan mineral, neomorfisme, dolomitisasi, sementasi, silisifikasi, kompaksi, pelarutan, dan perekahan. Terdapat 4 zona diagenesis karbonat. Zona pertama yaitu zona vadose atau zona leaching aragonit, zona ini terdapat di atas permukaan laut, pada zona ini aragonit larut. Semen yang berkembang pada zona ini umumnya bertipe meniscus dan pendant dengan porositas yang berkembang pada zona ini berksiar sekitar 75% dengan tipe porositasnya vuggy, biomoldic dan intercrystalline. Zona kedua adalah Freshwater Phreatic, zona ini terletak dibawah zona vadose. Pada zona ini terjadi proses sementasi yang intensif, zona ini biasa disebut “Void filling by cement”. Tipe semen yang berkembang pada daerah ini adalah blocky spar, mozaic, dan syntaxial overgrowth. Porositas yang berkembang ini berkisar antara 20-30%. Zona ketiga adalah mixing zone, pada zona ini biasanya terjadi dolomitisasi, awalnya kristal kalsit yang berbentuk bulat mozaik berubah menjadi kotak kotak lebih kecil dan menyisakan banyak rongga. Porositasnya bertipe intercrystalline dengan besar sekitar 35%. Zona keempat adalah zona terbahwa yaitu marine phreatic, biasanya semen menjadi bertipe, fibrous, pada daerah ini tidak ada porositas yang berkembang. Setelah materi mengenai  batuan karbonat tersampaikan dalam 3 hari, pada hari keempat peserta course diajak ke lapangan untuk melihat batuan karbonat secara lebih dekat. Peserta diajak untuk melihat batuan karbonat yang berada di daerah Yogyakarta, mengamati berbagai fasies karbonat di beberapa singkapan yang berbeda. Selain itu, peserta juga dibawa menuju morfologi dolina dan uvala yang menunjukkan terjadinya pelarutan di bawah batugamping. [caption id="attachment_2280" align="aligncenter" width="300"]Melihat singkapan batuan karbonat Melihat singkapan batuan karbonat[/caption]