News Details

  • 18-01
  • 2012

KONTRIBUSI GEOLOGI UNTUK PERENCANAAN WILAYAH

Banjir karena meluapnya sungai Ciujung di Banten telah menyebabkan terendamnya jalan tol Jakarta-Merak yang telah melumpuhkan urat nadi perekonomian di Jawa bagian Barat, dan mengganggu arus transportasi darat dari dan ke Pulau Sumatra. Banjir yang termasuk dalam bencana metrohidrogeologis menjadi salah satu bencana yang harus dicarikan mitigasi dengan baik. IAGI berpendapat bahwa terjadinya banjir utamanya karena tidak adanya perencanaan wilayah yang baik dengan memperhatikan kondisi geologi dan geografinya. [caption id="attachment_164" align="alignright" width="396" caption="(Sumber tribunnews.com)"]"]Sumber http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Jalan-Tol-Jakarta-Merak-Ditutup.jpg[/caption] Tanpa perencaan wilayah yang baik maka rentan terjadinya penggunaan wilayah yang tidak semestinya atau mengganggu lingkungan. Untuk itu, kajian-kajian Geologi Tata Lingkungan (Environmental Geology) perlu diperhatikan dan menjadi masukan utama dalam perencanaan suatu wilayah. Dengan demikian, perencaan wilayah akan dapat tertata peruntukan lahannya dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. Sebagai contoh adalah penggunaan lahan di bantaran sungai sehingga menyebabkan meluapnya sungai di kala musim hujan. Secara geologi, sungai secara alami akan mengalami fase banjir, sehingga diperlukan bantaran sungai yang memadai sehingga luapan sungai tidak mengganggu. Bantaran sungai ini seharusnya tidak diperuntukkan untuk pemukiman atau industri, tetapi dapat didayagunakan sebagai ruang terbuka hijau. Begitu juga untuk perencanaan wilayah pemukiman dan industri harus menyertakan program pembangunan drainase yang memadai sehingga aliran air dapat menjadi lancar dan tidak menyebabkan banjir. Pemahaman ilmu geologi yang merupakan ilmu dasar juga perlu disosialisasikan pada masyarakat dengan baik. Ilmu geologi dapat membantu untuk pengusahaan ekstraksi sumber daya alam dan juga untuk mitigasi bencana alam dan hidrometrogeologi.