News Details

  • 10-05
  • 2021

WEBINAR UPSTREAM RESEARCH AND TECHNOLOGY INNOVATION, MIGAS NON-KONVENSIONAL (MNK DAY)

IAGI berkesempatan untuk berbagi pandangan dalam perspektiforganisasi profesi pada Webinar Upstream Research and Technology Innovation,Migas Non-Konvensional (MNK Day) yang diselenggarakan oleh Pertamina UpstreamResearch, Technology, and Innovation (URTI) pada tanggal 5-6 Mei 2021 yanglalu.

Adapun tema yang diusung pada webinar tersebut adalah ShaleHrdrocarbon Potential : Challenges, Opportunity, and Strategic Policy toEmbrace Indonesian Energy Sovereignty.

Tema tersebut diusung sebagai respon terhadap potensihidrokarbon serpih yang diyakini dapat menjadi pendukung ketahanan energinasional melalui penemuan dan optimalisasi sumberdaya dalam negeri, sehinggadapat menghasilkan pasokan bahan bakar yang lebih besar dan harga yang lebihrendah, serta berkontribusi dalam penurunan kebutuhan impor.

Selain itu, hidrokarbon serpih juga dinilai dapat memberikandampak baik lainnya yang berupa percepatan transfer teknologi produksi, serapantenaga kerja yang besar, efek amplifikasi bisnis seperti kebutuhan bahan bakupropane (fract sand), kontrak rig, serta penambahan pendapatan negara melaluipajak.

IAGI dalam kapasitasnya sebagai organisasi profesi melihatbahwa salah satu aspek penting yang berperan dalam menyukseskan pengembanganhidrokarbon serpih adalah penguasaan bidang keahlian terkait eksplorasi danproduksi hidrokarbon shale oleh para geoscientist dan engineer.

Data profil Anggota IAGI menunjukkan bahwa masih perludilakukan peningkatan penguasaan bidang keahlian terkait hidrokarbon shale(geomechanics, rock physics, dan unconventional hydrocarbon khususnya shalegas/oil) oleh para geoscientis and engineer melalui ragam program percepatankompetensi sumber daya manusia melalui penelitian, pelatihan, dan publikasiyang berfokus pada hidrokarbon serpih dengan melibatkan pemerintah, badan usaha,universitas, dan organisasi profesi.

Adapun program percepatan kompetensi tersebut juga perludisertai dengan sertifikasi keahlian untuk menjamin kompetensi geoscientist danengineer yang terlibat dalam aktifitas eksplorasi dan produksi hidrokarbon shale.

Upaya lainnya yang perlu distimulasi adalah kolaborasi risetterapan hidrokarbon serpih dengan seluruh pemangku kepentingan untukmempercepat pembuktian potensi hidrokarbon serpih Indonesia.

Hal ini tentu akan menjadi perhatian IAGI sekaligus menjadiangin segar bagi para geoscientist dan engineer karena kondisi tersebut dapatmenjadi peluang dalam pengembangan karir dan studi kedepannya.

Dengan rangkaian upaya tersebut, IAGI yakin bahwageoscientist dan engineer Indonesia dapat melakukan langkah besar dalampengembangan dan pemanfaatan hidrokarbon serpih sebagai kontribusi dalammewujudkan ketahanan energi nasional Indonesia.

 

Salam IAGI!