Rangkaian bencana alam gempa bumi, tsunami serta likuifaksi yang menimpa Palu, Donggala dan sekitarnya membuat masyarakat harus lebih waspada dan siap terhadap ancaman bencana yang ada di sekitarnya. Indonesia yang menjadi salah satu kawasan paling aktif gempa bumi di dunia harus diimbangi dengan pengetahuan serta kesiapsiagaan dari masyarakatnya sendiri, masyarakat harus sadar bahwa kita hidup di atas ancaman gempa bumi serta bahaya penyertaannya (tsunami, tanah longsor & likuifaksi). PT Donggi Senoro LNG (DSLNG), perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan gas alam menjadi gas alam cair (LNG) serta pemasaran, penjualan dan pengiriman LNG yang mempunyai kilang di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ini menyelenggarakan sosialisasi mitigasi bencana dengan mengundang perwakilan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Rangkaian kegiatan dimulai dari sosialisasi di kantor Jakarta di gedung Sentral Senayan II pada tanggal 23 November 2018, acara diikuti oleh semua karyawan. Sebagai narasumber dari IAGI adalah Siswandi dan Nurcholis, dalam pemaparan diawali oleh Siswandi dengan penjelasan apa itu gempa bumi, penyebab terjadinya gempa bumi dan bahaya penyertaannya kemudian dilanjutkan Nurcholis dengan pemaparan ancaman gempa bumi di Jakarta dan bagaimana menghadapi situasi ketika terjadi gempa bumi, dalam sesi terakhir dilakukan percobaan bagaimana likuifaksi bisa terjadi menggunakan akuarium yang diisi pasir dan air dan di atasnya diberi model rumah-rumahan. Peserta yang datang diharapkan mengetahui potensi gempa bumi di Jakarta dan bagaimana menyelamatkan diri di gedung bertingkat, dimana para karyawan saat itu berada di lantai 13.
Acara sosialisasi ke dua dilaksanakan di site DSLNG yang berada di Desa Uso, Banggai, Sulawesi Tengah pada tanggal 5 Desember 2018 ke semua karyawan DSLNG dan pada tanggal 6 Desember bersama BPBD Kabupaten Banggai, para Camat, kepala Sekolah, TNI, Polri dan jajaran staf pemerintahan Kabupaten Banggai di hotel Estrella, Luwuk. Acara dibuka oleh Wakil Bupati Banggai Bapak Mustar Labolo dan Kepala BPBD Rensly Saadjad.
Foto bersama Wakil Bupati Banggai (tengah), Kepala BPBD Kabupaten banggai,
Sekretaris Daerah, Jajaran Donggi Senoro LNG dan IAGI.
Kegiatan dimulai dari penjelasan oleh Siswandi mengenai apa itu gempa bumi dan bagaimana gempa bumi itu bisa terjadi, dilanjutkan oleh Nurcholis dengan menjelaskan potensi gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Kabupaten Banggai sendiri. Daerah Banggai yang merupakan lengan timur Sulawesi ini terdapat sesar Batui dan sesar Balantak, pada tahun 2000 terjadi gempa dengan kekuatan 7,6 M di Pulau Peleng, Kabupaten Banggai Kepulauan (selatan Kabupaten Banggai) yang getarannya terasa di beberapa daerah Kabupaten Banggai. Pada tahun 2018 sendiri terdapat 2 gempa, bulan Maret dan November dengan magnitude 5,3 & 4,7 M (sumber: usgs). Dengan adanya potensi gempa tersebut, ditambah masyarakat yang banyak hidup di dekat pantai membuat pemerintah dan masyarakat harus menyiapkan langkah konkrit untuk mengurangi korban jiwa saat terjadinya bencana. Acara ditutup dengan simulasi terjadinya likuifaksi
Point-point yang menjadi usulan terhadap pemerintah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Nurcholis dan Siswandi saat memberi penjelasan tentang Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi.
(Nurcholish/ Biro Media IAGI)