Proceeding of The 12th Annual Convention of The Indonesian Association of Geologists (Yogyakarta, 6-8 December 1983)

0 Customer reveiws

ISBN :

ISSN Elektronik :

ISSN Print :

Penerbit : IAGI

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 1983

Institusi :

Tanggal Edit Data : 2022-01-25

Tanggal Penginputan Data : 2022-01-25

No. Info
1. Analisis Hidrogeologi Untuk Perencanaan Teknik Pondasi Bendungan Puter, Jawa tengah

Oleh: Adisurjo

Abstraksi : Bendungan Puter terletak di Sungai Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Sungai itu adalah anak sungai utama Bengawan Sala. Bendungan mempunyai panjang puncak 740 m, dan tinggi 43 m. Lembah sungai merupakan suatu terban dengan batuan dasar andesit dan dengan ketebalan endapan sungai ...

2. Lingkungan Pengendapan Formasi Tabul dan Formasi Tarakan Serta Hubungannya Dengan Potensi Hidrokarbon Di Pulau Bunyu

Oleh: H. Akuantin & T Rosadi

Abstraksi : Pulau Bunyu dengan luas sekitar 122 km2, terletak di bagian timurlaut Kalimantan, sebelah timur muara Sungai Sesayap Kepentingan daerah yang utama adalah penambangan minyak dan gas bumi. Hidrokarbon dihasilkan dari formasi Tabul dan Formasi Tarakan di mana zona-zona produktif bertalian erat ...

3. Penggunaan Unsur Penunjuk Kimia Dalam Hubungannya Dengan kegiatan Gunungapi di Danau Kawah G. Kelut, Jawa Timur

Oleh: M. Badrudin;M. Istidjab

Abstraksi : Penelitian geokimia air danau kawah G. Kelut dilakukan dengan memperconto dan menganalisisnya secara teratur setiap bulan. Sejak April 1980 s/d September 1983 dikerjakan lebih dari 400 perconto. Beberapa unsur klorida, magnesium dan hidrogen diteliti sebagai penunjuk dengan mempelajari perubahan ...

4. Pengujian Modulus Kekenyalan Batuan Di Tapak Beberapa Tempat Rencana Bendungan Di Madura

Oleh: Agus P.P. Brotodiharjo

Abstraksi : Modulus kekenyalan E batuan, yang dikenal pula sebagai modulus kekenyalan Young, merupakan sifat mekanika batuan yang sangat penting dalam teknik sipil maupun teknik pertambangan. Maka itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan nilai E itu perlu benar-benar difaahami oleh mereka yang bergerak ...

5. Peningkatan Usaha Pengusaha Swasta Nasional di Bidang Pertambangan Skala Kecil

Oleh: J. Rainir Dhadar

Abstraksi : Dalam waktu singkat ini sudah seharusnya dipikirkan cara pelaksanaan peningkatan usaha pengusaha swasta nasional di bidang pertambangan skala kecil. Pengertian skala keicl ini diselaraskan dengan adanya endapan bahan galian/tambang terutama endapan bahan galian logam yang jumlah cadangan tidak ...

6. Perlapisan Selubung Bumi dan Keterangan Petrologinya

Oleh: Lilik Hendrajaya

Abstraksi : Satu-satunya cara melihat perlapisan di dalam selubung bumi adalah menggunakan data seismik dari gempa-gempa tektonik besar (magnitude >= 5.0). Adanya perlapisan dicirikan melalui pencabangan kurva waktu tempuh. Dengan cara pengamatan banyak sumber, pencabangan tersebut lebih mudah dicirikan ...

7. Sekitar Munculnya Pulau Baru Di Kepulauan Kai Busur Kepulan Banda

Oleh: R.P. Koesoemadinata;Humbarsono;Bambang Riyanto

Abstraksi : Sekitar tanggal 19 November 1983 penduduk di Kepulauan Kai dikejutkan oleh suatu peristiwa dimana telah muncul suatu pulau kecil yang baru di sekitar P, Tayandu, sebelah — barat P. Kai Keeil. Pada waktu itu para penulis kertas karya ini berkesempatan untuk mempelajari: pulau muncul ini selama dua ...

8. Peta Geologi Teknik Daerah Pacitan Diturunkan Dari Potret Udara

Oleh: muljono

Abstraksi : Telah disadari bahwa dalam suatu perancangan pembangunan, data mengenai kondisi fisik alam dan keadaan sosial budaya selalu diperhitungkan dalam segi teknik maupun ekonominya. Dalam kerangka ini, segi geologi sebagai salah satu faktor kondisi fisik alam dicoba dikaitkan dalam pembangunan di ...

9. Quaternary Volcanism and Other Phenomena Attributed to Volcanicity in The Aceh Region North Sumatra

Oleh: George A. de Neve

Abstraksi : Sumatra has been a volcanic are above a NE-—dipping subduction zone since at least the Upper Palaeozoic (Late Permian). The principal volcanic episodes in the island north of the Equator have been in the Late Permian, Late Mesozoic, Palaeogene, Mio—Pliocene and Quaternary. Regarding Quaternary ...

10. Aspects of Geohydrology in Coral Reef Atolls of The KAI and Tanimbar Islands, Southern Moluccas

Oleh: George A. de Neve

Abstraksi : The coral reef atolls in the Southern Moluccas are built by communities of organisms in a uniform tropical climate and environment which are relatively unaffected by the continental landmasses; however, they are responsive in their growth and development to the prevailing currents, tides and waves ...

11. Tinjauan Atas Hasil Penyelidikan Transiel di Daerah Kerja Pertamina

Oleh: Basuki Puspoputro

Abstraksi : Penyelidikan transiel telah dilakukan di beberapa daerah kerja Pertamina dengan tujuan untuk membantu menentukan lokasi pemboran eksplorasi minyak dan gas bumi. Perbandingan interpretasi data transiel dengan data seismik dan pemboran menunjukan keserasian dan ketidakserasian, hal ini merupakan ...

12. Paleoenvironment Reconstruction of The Sedimentary Sequence of The Batuagung Escarpment Gunung Kidul Area, Central Java

Oleh: Wartono Rahardjo

Abstraksi : Detailed investigations carried out on the Kebo, Butak and Semilir Beds based on measured stratigraphic sections reveal these units were deposited in an area of submarine fan environment. The investigated sequences are of Miocene age. Environmental development was from a lower fan area with at ...

13. Sifat Khas Lahar Berdasarkan Percobaan Laboratorium

Oleh: Sampurno;Bandono;P.D. Juanda

Abstraksi : Lahar merupakan gerakan masa lumpur bersama pasir dan bongkah batu dari puncak gunungapi. Ini terjadi baik bersamaan, segera setelah atau lama setelah letusan berlangsung. Sumber air pembentuk lahar dapat berasal dari danau Kawah atau dari curah hujan. Yang terakhir lebih sering terjadi. Kejadian ...

14. Fosil Vertebrata Plistosen Di Busur Banda: Implikasi Struktural

Oleh: S. Sartono;S. Hadiwisastra

Abstraksi : Dari sepi morfotektonik kawasan — Indonesia secara umum dibagi menjadi tiga bagian, yakni dari barat ke timur: (1) Paparan Sunda yang mencakup Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Semenanjung Melayu dengan kedalaman lautan rata-rata Kurang lebih antara 60 - 100 m. (2) Bagian Tengah, yakni Indonesia ...

15. The Use of Alkali Elements as a Guide to Tin Mineralization in Some Granite Rocks in The Island of Bangka

Oleh: J.M. Sitanggang

Abstraksi : Three granite rocks are discussed, namely from: Menumbing, Pelangas and Tempilang but only the Tempilang granite is well known as potential ore-bearing intrusive body. The mean Rb/Sr x 100 ratio is 260 in the Pelangas Granite, increasing to 920 and 1300 in the Tempilang and Menumbing granites ...

16. Penelitian Pantai dan Prose Sedimentasi Kuarter Daerah Pantai Cilacap, Jawa Tengah

Oleh: M. Situmorang

Abstraksi : Jenis pantai di sekitar Cilacap merupakan jenis pantai maju (prograded coast); hal tersebut berhubungan erat dengan sistem suplai sedimen ke laut. Maka terbentuknya pematang-pematang pantai menunjukkan behwa proses sedimentasi dan akresi lebih dominan dibandingkan dengan proses erosi pantai. Profil ...

17. Volkanistratigrafi Suatu Konsep Pemetaan Geologi Gunungapi Kuarter

Oleh: T. Situmorang;K.A.S. Astadireja

Abstraksi : Volkanik yakni suatu penamaan umum yang digunakan untuk batuan gunungapi atau batuan letusan yakni batuan yang keluar dari kepundan gunungapi dilontarkan dengan ledakan sebagai bahan berkeping, di jalar luar sebagai lava di muka bumi berasal dari magma, Mekanisme pengendapan endapan volkanik ...

18. Sudut Henti dan Luas Lamparan Pasir Hubungannya dengan Volum Serta Serta Kekhasan Sedimennya

Oleh: Srijono

Abstraksi : Pemanfaatan pasir untuk pembangunan fisik, mencukup seperti gedung, perumahan dan jalan, divasakan makin meningkat. Di Kota Yogyakarta, kebutuhan akan pasir serupa pula dengan Kota-Kota lainnya, sehingga dirasa perlu adanya statu penelstian yang erat hubungannya dengan kekhasan pasir iu ...

19. Penyelidikan Geologi untuk Perencanaan Tambang Batubara: Conto Kasus Perencanaan Tambang Batubara Muara Tiga, Bukit Asam, Sumatera Selatan

Oleh: Subastedjo;M. Taufik;Sukarsono

Abstraksi : Penggunaan batubara sebagai bahan bakar sangat diperlukan dalam Incnanggulangi penambahan kebutuhan bahan bakar di luar bahan bakar minyak (BBM). Dalam era pembangunan saat ini, pengadaan energi menentukan kelancaran pelaksanaan pembangunan tsb. Salah satu contoh, perencanaan tenaga listak dalam ...

20. Efisiensi Sumur Bor Di Daerah Kediri

Oleh: Suharyadi

Abstraksi : Subproyek Kediri-Nganjuk, Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT), memiliki sembilan buah sumur bor produksi, tujuh diantaranya terletak di daerah Plemahan, dan dua buah selebihnya di Kandat-Keras. Menurut Vinyaman (1983), daerah Plemahan mempunyai sistem akuifer yang terbentuk oleh gabungan endapan ...

21. Geologi Pulau Kangean Sebagai Dasar Pengembangan Wilayah

Oleh: Sukandarrumidi

Abstraksi : Pengembangan wilayah merupakan usaha untuk memanfaatkan potensi ekonominya, termasuk potensi geologinya. Suatu wilayah akan berkembang terarah jika jauh sebelumnya polanya sudah direncanakan sesuai dengan daya guna dan kekayaan alamnya. Pusat permukiman akan berkembang jika didukung oleh kegiatan ...

22. Posisi Tektonik Batuan Kegunungapian Musala, Sibolga, Sumatra Utara

Oleh: Suparka S

Abstraksi : Batuan kegunungapian P. Musala dan sekitarnya serta daerah pesisir Sibulga terdiri dari basal dan andesit. Batuan sejenis umum dijumpai di sepanjang pantai Sumatera bagian barat, Selain batuan kegunungapian dijumpai juga intrusi gabro, diorit dan mikrogranit. Umur batuan berkisar dari Eosen — ...

23. Analisis Gempa Gunungapi Olah Letusan Gunungapi

Oleh: Surono

Abstraksi : Olah peningkatan tekanan terhadap kantung cairan gunungapi dapat disebabkan oleh hantaran atau aliran panas saja dan atau aliran cairan magma. Kedua sebab ini dapat dibahas dengan menggunakan hukum Termodinamika I, Pada saat terjadi letusan bahan letusan disemburkan dengan energi kinetik. Pada ...

24. Pengaruh Tektonik Pada Batuan Meta Sedimen Si Sungai Lukulo Sebelah Timur Gunung Sipako

Oleh: Hadi Sutomo

Abstraksi : Kelompok batuan Pratersier yang tersingkap di daerah penelitian adalah suatu melange, tersusun oleh kumpulan batuan-batuan yang mempunyai ciri-ciri terkoyak-koyak dengan kuat dan terdiri atas satuan-satuan batuan yang terpisah-pisah secara tidak teratur. Hampir setiap batas antara satuan-satuan ...

25. Terjadinya Aliran Lumpur Pasir Pada Bahan Letusan Gunung Galunggung, Jawa Barat: Sebuah Pengamatan Di Daerah Aliran Cisangkan

Oleh: Suharto Tjojudo

Abstraksi : Banjir lahar hujan merupakan ancaman yang berbahaya pada daerah kaki gunungapi di Indonesia, terutama setelah gunung itu meletus. Bencana yang ditimbulkan dapat menimbulkan kerugian cukup besar dan untuk menanggulanginya diperlukan biaya yang tidak sedikit. Sampai saat ini belum diketahui secara ...

26. Kegempaan Sesudah Letusan G. USU, Jepag 1977 dan G. Galunggung Indonesia 1982

Oleh: A.D. Wirakusumah

Abstraksi : G. Usu, Hokkaido, Jepang, meletus pada 7 Agustus 1677 sesudah 32 tahun istirahat sejak terbentuknya kubah lava Showa-Sinzan. Kelompok gempa dan perubahan bentuk terjadi akibat pembentukan kubah secara hebat, berlanjut sampai lima tahun sejak letusan. Penelitian geofisika biasa dilakukan di Usu ...

27. Pengaruh Kipas Aluvial Terhadap Penyebaran Bijih Timah Sekunder Daerah Mentok Selatan, Bangka

Oleh: Wisoko

Abstraksi : Pada umumnya perangkap untuk konsentrasi bijih timah sekunder berupa dasar lembeh purba, baik sekarang berada di darat maupun di lepaspantai. Kipas aluvial juga merupakan perangkap walaupun tidak umum, Lapisan-lapisan yang mengandung kasiterit berbentuk sebagai lensa kecil dengan ketebalan ...

28. Tektogenesa Gayaberat dan Daur Magma Sepanjang Deretan Gunungapi Ungaran-Merapi di Jawa Tengah

Oleh: M.T. Zen;M.A. Sjarif;S.H. Simatupang;G. Yuniarto

Abstraksi : Deretan gunungapi Ungaran—Merapi, Jawa Tengah, terletak pada satu kelurusan menghadap U 67° B. Kerucut gunungapi pada umumnya menghasilkan batuan alkali gamping namun demikian memperlihatkan sedikit dalam kandungan K20. Kegiatan bermula dipusat letusan Ungaran di utara yang dapat dilihat pada ...

29. Potensi Energi Lapangan Panasbumi Lahendong

Oleh: M.T. Zen;Susilo Bachri;Utaminarsih W.S.

Abstraksi : Hasil penelitian pendahuluan geologi, geofisika dan geokimia menunjukkan bahwa sistem panasbumi daerah Lapangan Panasbumi Lahendong (Minahasa) adalah sistera dengan dominasi uap. Lapangan tersebut memperlihatkan manifestasi permukaan berupa solfatara dengan derajat keasaman yang rendah, kandungan ...

Copyrights © 2018 Mandiri Solusi Informatika (MSI). All rights reserved