Proceedings of the 23th Annual Convention of the Indonesia Association of Geologist, Volume II (Jakarta, 06 - 08 December 1994)

0 Customer reveiws

ISBN : 979 - 8126 - 06 - 8

ISSN Elektronik :

ISSN Print :

Penerbit : IAGI

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 1994

Institusi :

Tanggal Edit Data : 2022-08-16

Tanggal Penginputan Data : 2022-08-16

No. Info
1. HASIL SIMULASI MODEL MATEMATIKA ALIRAN AIRTANAH DI BAGIAN TENGAH CEKUNGAN YOGYAKARTA

Oleh: Heru Hendrayana

Abstraksi : Dalam upaya pemantauan dan perlindungan kelestarian airtanah perlu dilakukan analisis hidrogeologi secara kuantitatif yang didasarkan pada konsep pengelolaan airtanah secara terpadu. Pada langkah awal dalam upaya ini di bagian tengah Cekungan Yogyakarta, sebagai daerah Model, telah disusun dan ...

2. PEMBUATAN PROFIL, PETA TEMATIK HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROGRAM SPREADSHEET DAN CAD

Oleh: Horst Losen;Bernie Konrads;Heru Hendrayana

Abstraksi : Perkembangan dan kemajuan dalam bidang komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak telah mempengaruhi pula kemajuan dalam pengolahan maupun penyajian data Hidrogeologi dan Geologi Teknik. Paket Software dalam bidang Geologi khususnya Hidrogeologi dan Geologi Teknik sangat terbatas, relatif ...

3. UJI TES KARAKTERISTIK LEMPUNG ANORGANIK DENGAN PENYETABIL SEMEN, BITUMEN CAIR, NATRIUM SILIKAT DAN PASIR

Oleh: Iwan Zahar

Abstraksi : Tanah yang bersifat dispersif selalu menimbulkan banyak permasalahan dalam konstruksi Tes standard mekanika tanah seperti analisis besar butir, penyusutan, kompaksi dan juga tes kimiawi seperti difraksi sinar X, kandungan garam (soluble salts), tes Emerson dan pH diuji cobakan pada jenis tanah yang ...

4. EVALUASI TIGA CARA PEMBUATAN BATA ADOBE (BATA TRADISIONAL, TEKAN DAN TUANG) DENGAN BAHAN LEMPUNG ANORGANIK (LOESS) DI GERALDINE, SELANDIA BARU

Oleh: Iwan Zahar

Abstraksi : Dua macam tanah loess, (lempung anorganik CHMI dan C) dicoba untuk pembuatan bata adobe (bata yang dikeringkan dengan pengeringan temperatur nuang). Empat macam penyetabil semen, bitumen cair, pasir dan natrium silikat dicampurkan ke bahan loess untuk meningkatkan ketahanan batu dari perubahan ...

5. MENUNJANG PERENCANAAN TEKNIS PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TAMALATTE KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN

Oleh: Chaeruddin R;M. Ramili;Surwanda W

Abstraksi : Penyediaan fasilitas yang memberikan kemudahan di daerah pemukiman pedesaan untuk mendapatkan sarana air bersih dirasakan sangat perlu sekali. Sejalan dengan Inpres Desa Tertinggal (IDT) khususnya di Kecamatan Tamalatto, Kabupaten Daerah Tingkat II Jeneponto, Sulawesi Selatan, masalah air bersih ...

6. GROUNDWATER FACIES AND ITS EVOLUTION OF MT. MERAPI'S SOUTHERN SLOPE AQUIFERS

Oleh: Sari Bahagiarti Kusumayudha

Abstraksi : At the southern slope of Mt. Merapi, water bearing formations consists of breccias, lava deposits, boulders, sand, ash, dust, and alluvial fans, are divisible to be three distinctive units, i.e. Pakem Aquifer in the North, Sleman Aquifer in the middle, and Yogyakarta Aquifer in the South. Analysis ...

7. KURVA-KURVA REGRESI HUBUNGAN KADAR AIR DENGAN DAYA DUKUNG PERLAPISAN BATUAN MENURUT PERTAMBAHAN KEDALAMAN PADA MUSIM HUJAN DAN KEMARAU (STUDI KASUS SATUAN BATULEMPUNG DARI FORMASI HALANG DI WANGON, CILACAP, JAWA TENGAH)

Oleh: Febri Himawan

Abstraksi : During the wet and dry seasons soil bearing capacity of claystone layers of the Halang Formation distributed South of Wangon, Cilacap at every increament of 0,50 m depth interval from surface was studied. The research objective is study how far does the rainy season affect the soil strength which ...

8. HYDROGEOLOGICAL PERSPECTIVE OF SIBOLANGIT BLOCK IN GROUNDWATER OPTIMATION AND DEVELOPMENT FOR MEDAN WATER SUPPLY

Oleh: Jonathan I. Tarigan

Abstraksi : The action plan of PDAM Tirtanadi Medan (Regional Enterprise for Water Supply) to overcome the next two to three years water rising demand of some two million population of Medan town was to optimised and developed the potential water resources. The option to optimised and developed the groundwater ...

9. APLIKASI BIDANG TEKNIK ILMU KEBUMIAN DALAM MENUNJANG PROGRAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROPINSI BENGKULU

Oleh: Herryal Zoelkamaen Anwar;Sudaryanto

Abstraksi : Morfologi daerah bagian timur Propinsi Bengkulu berada pada dataran tinggi yang merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan, sedangkan dibagian barat terdapat dataran rendah. yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Pengembangan wilayah Propinsi Bengkulu tidak terlepas dari fenomena-fenomena geologi ...

10. ANALISIS KEKAR GRANIT BONANDOLOK, TAPANULI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMANTAPAN LERENG

Oleh: Eko Soebowo;Saiman

Abstraksi : Di daerah Bonandolok, Tapanuli dijumpai keruntuhan batu (rockfall) satuan granit yang terkekarkan secara intensif. Pola struktur tersebut menunjukkan arah yang bervariasi. Pengukuran detail bidang-bidang kekar di lapangan dilakukan pada 6 (enam) lokasi di sekitar ruas jalan sepanjang kurang lebih ...

11. THE APPLICATION OF ROCK MASS RATING ON ROCK CUTTING AT ROAD WIDENING PROJECT, CITATAH KM 27, WEST JAVA

Oleh: Achmad Subardja Djakamihardja;Eko Soebowo

Abstraksi : Beberapa pengupasan dinding batuan proyek pelebaran jalan di kilometer 27 dilakukan pada batuan sedimen yang terdiri dari perselingan batupasir, batulanau dan batulempung ( Formasi Citarum) Daerah in sudah mengalami proses pelipatan yang kuat, terlihat dari adanya kemiringan perlapisan yang hampir ...

12. POLA STRUKTUR GEOLOGI DAN KERUNTUHAN LERENG PADA SATUAN MALIHAN DI DAERAH TAVAILI-TOBOLI, SULAWESI TENGAH

Oleh: Eko Soabowo;Yugo Kumoro;Achmad Subradja

Abstraksi : Di daerah Kebonkopi, tavall Toboll, Sulawesi Tengah umumnya dibangun oleh satuan malihan (sekis, fit, genes). Satuan ini dicirikan oleh hadirnya bidang diskontinuitas seperti lapisan, follasi, kekar dan sesar yang dibeberapa tempat ditemukan struktur yang "kompleks" akibat deformasi yang cukup ...

13. ASPEK GEOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN LAHAN TRANSMIGRASI DI DAERAH NABIRE DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PANIAI, IRIAN JAYA

Oleh: Yugo Kumoro;M. Ruslan

Abstraksi : Sejak ditetapkannya ibu kota kabupaten Paniai terletak di Nabire, daerah ini mulai tampak perkembangannya terutama dalam bidang pembangunan infrastruktur. Sejalan dengan pembangunan itu dilakukan studi awal Geologi yang bertujuan untuk mempersiapkan program pengembangan jangka panjang khususnya ...

14. PERANAN HIDROGEOLOGI DALAM PENGEMBANGAN DAN KONSERVASI AIRTANAH DI DAERAH KARST (Studi Kasus Daerah Pulau Muna, Sulawesi Tenggara)

Oleh: Shwanto

Abstraksi : Daerah Karst dicirikan oleh suatu morfologi perbukitan dengan banyak timbulan bukit kecil terbentuk dari batuan bersifat gampingan, dengan keadaan lembah-lembahnya kering tak berair. Sehingga daerah karst pada umumnya akan memberikan kesan suatu daerah yang king. gersang, dan tandus, dikarenakan ...

15. Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Di Sepanjang Ruas Jalan Balikpapan 756 Samarinda Bontang, Propinsi Kalimantan Timur

Oleh: Halomoan Tambunan;Asep ASM

Abstraksi : ...

16. EMBUNG DI INDONESIA DENGAN BERBAGAI TIPE DAN FUNGSINYA

Oleh: Agus P.P. Brotodihardjo

Abstraksi : Teknologi Embung pada saat ini sudah agak luas dikenal di beberapa daerah di Indonesia, dengan pengertian dari embung yang cukup banyak variasinya. Teknologi Embung sekarang ini dikenal baik dalam bidang ke-PU-an maupun bidang pertanian, dengan pengertian "embung yang berbeda dalam masing-masing ...

17. THE IMPORTANCE OF HYDRO-GEOLOGY FOR PRIVATIZATION OF PIPED WATER SUPPLY IN SERVICE AREAS (WILAYAH USAHA')

Oleh: Djoko Rismianto;Willem Mak

Abstraksi : The advantages of public private partnership (access to private financing, reduction of management tasks and higher overall efficiency) are of vital importance for developing piped water supply in the rapidly growing urban areas in PANTURA However, these advantages can only be used effectively, if ...

18. TINJAUAN GEOLOGI PARAMETER BENCANA GEMPA LIWA

Oleh: Subagyo Pramumijayo;Danny Hilman Natawidjaja;Yugo Kumoro dan Sudaryanto

Abstraksi : Sesar Sumatra merupakan salah satu sesar besar di Asia Tenggara yang membentang pada busur gunungapi Sumatra, sepanjang 1650 km, menghubungkan daerah tektonik regangan Selat Sunda di selatan dengan daerah tektonik regangan belakang busur Laut Andaman di utara. Pergeseran sepanjang sesar ini ...

19. GEOLOGI PANTAI PARANGTRITIS, YOGYAKARTA

Oleh: Subardi

Abstraksi : Satuan batuan berupa satuan pasir berada di sepanjang pan- tal ke arah darat aluvial dan di bagian timur satuan ini berupa batu gamping, satuan morfologi berupa satuan daratan, satuan gumuk pasir ( sand dune) dan satuan perbukitan berupa batu gamping. Pada 6 profil pantai ketinggian maksimum gumuk ...

20. ESTIMASI PENGAMBILAN AIR TANAH PADA SETIAP KELOMPOK AKUIFER CEKUNGAN JAKARTA

Oleh: Seno Adi

Abstraksi : Menurunnya muka airtanah sampai dengan 2 m per tahun dibeberapa tempat dibagian utara Jakarta menunjukkan telah terjadi pengambilan airtanah secara berlebihan pada kelompok akuiler tertentu. Sejauh ini data pengambilan airtanah Jakarta belum terperinol pada pengambilan airtanah berdasarkan ...

21. ANALISA INFORMASI BENCANA ALAM GEOLOGI SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI SEKITAR DAERAH SELAT SUNDA

Oleh: Suryana Prawiradisastra

Abstraksi : Daerah Selat Sunda mencakup daerah propinsi Lampung bagian selatan dan Jawa Barat bagian barat, digolongkan sebagai daerah aktif dipandang dari sudut kegempaan maupun kegunungapiannya. Didaerah ini terdapat kompleks gunung Krakatau yang dianggap erat hubungannya dengan posisi tektonik selat Sunda. ...

22. APLIKASI SISTIM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN ZONASI BAHAYA TANAH LONGSOR DI WILAYAH PROPINSI JAWA BARAT STUDI KASUS: DAERAH CIREBON DAN SEKITARNYA

Oleh: Jan Panggabean;Untung Sudarsono

Abstraksi : Pendataan kejadian bencana alam tanah longsor yang dilakukan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan perioda tahun 1989-1994, menunjukan bahwa Propinsi Jawa Barat adalah merupakan daerah yang paling sering terjadi bencana tanah longsor, yaitu sebanyak 136 kali kejadian tanah longsor dan menelan ...

23. PERUBAHAN GARIS PANTAI SEKITAR MUARA SUNGAI JENEBERANG, SULAWESI SELATAN

Oleh: B. Rochmanto;R. Langkoke;M.W. Turupadang

Abstraksi : Sungai Jeneberang yang mengalir dari G. Bawakaraang ke selat Makassar, menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai di sekitar muaranya. Pada fase sebelumnya, perubahannya. diakibatkan oleh besarnya suplai sedimen yang diangkut sungai Jeneberang, tetapi perubahan yang mencolok pada tahun-tahun ...

24. PENDEKATAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN PLTMH GUNA MENGANTISIPASI DESA TERTINGGAL DI SUMATERA SELATAN (Studi Kasus Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu)

Oleh: Siddik M;Dharmasyraya;Heri R;Kusumantoro D

Abstraksi : Bagi masyarakat di perkotaan kebutuhan akan listrik hampir terpenuhi oleh PLN dan swasta. Di pedesaan terutama di daerah tertinggal dan terpencil belum terjangkau oleh penerangan listrik. Dari 2.368 desa di Sumatera Selatan baru 711 desa yang sudah bisa menikmati aliran listrik (Elektrifikasi desa ...

25. PENGARUH PEMBUATAN JETTIES SUNGAI JENEBERANG TERHADAP MORFOLOGI PANTAI SEKITARNYA

Oleh: Muh. Tahir Mahjud;Hendikat Pradonggo;Hamsah;Andi Mangkona

Abstraksi : Sungai Jeneberang merupakan satu sungai besar yang ada di Sulawesi Selatan bagian selatan. Sungai ini mengalir sepanjang 75 km dengan luas daerah tangkapan hujan 727 km2. Sungai Jeneberang yang mengalir di atas batuan vulkanik setiap tahun mensuplai material sedimen yang cukup banyak komuara. Untuk ...

26. Pemetaan Geomorfologi Sistematis untuk Studi Geologi

Oleh: Hindartan;Agung Handaya

Abstraksi : ...

27. STUDI STRATIGRAFI DAERAH BANYUATES MADURA, - DALAM KAITANNYA DENGAN KELAYAKAN PEMBANGUNAN WADUK NIPAH

Oleh: Yohanes Sukendarmono;Achmad Subandriyono;Eko Teguh Paripurno

Abstraksi : Waduk Nipah direncanakan dibangun di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura. Pembangunan dilakukan dengan membendung aliran Kali Nipah dengan bendungan tipe urugan batu setinggi 19 meter, sehingga membentuk genangan seluas 170 hektar. Tubuh bendungan yang direncanakan bertumpu pada satuan ...

28. BATU PERMATA JAWA BARAT POTENSI DAN PERMASALAHANNYA

Oleh: Sujatmiko

Abstraksi : Sebagai propinsi yang tidak henti-hentinya dilanda kegiatan gunung api sejak 32 juta tahun yang lalu, Jawa Barat selatan memiliki potensi tinggi akan kandungan batupermata. Untuk kelas batupermata biasa, Jawa Barat sampai saat ini menempati peringkat teratas dibandingkan dengan 26 propinsi lainnya ...

29. INTERPRETASI DATA MAGNETOTELURIK DAN GRAVITASI DAERAH PROSPEK PANASBUMI BUKIT TUNGGUL, JAWA BARAT

Oleh: Pri Utami;Djoko Wintolo;Sayogi Sudarman

Abstraksi : Interpretasi data magnetotelurik (MT) dan gravitasi yang dipadu dengan interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika lainnya terbukti dapat dipakai untuk mendeliniasi secara lebih jelas daerah prospek panasbumi Bukit Tunggul dan sekitarnya. Daerah prospek terletak pada zona tengah, dengan luas ...

30. PROSES PENUKAR ION UNTUK PENINGKATAN MUTU BENTONIT INDONESIA SEBAGAI BAHAN PENUNJANG INDUSTRI PERMINYAKAN

Oleh: M. Mulyono;R. Desrina;N. Pinem;R. Hardjosoesastro

Abstraksi : Endapan bentonit terdapat di berbagai daerah di Indonesia dalam lingkungan pengendapan lakustrin sampai neritik ataupun rawa-rawa yang cukup luas. Endapan bentonit sering dijumpai di daerah cekungan minyak dan gas bumi seperti di cekungan Palembang, Sumatera Selatan. Selain itu juga di daerah ...

31. REFLECTANCE GRADIENT AND SHALE COMPACTION, THEIR RELATIONSHIP TO BASIN CONFIGURATION DURING EARLY NEOGENE: A NE KALIMANTAN BASIN REASSESSMENT

Oleh: Nandang Heriyanto;Mohammad Wahyudin

Abstraksi : The greater Tarakan basin located in the NE Kalimantan has three main depocenters, they are Tidung sub-basin in the north, Tarakan in the central part and Berau in the southern most. Thermal history and shale compaction were calculated within Tarakan depocenter as the most active exploration area ...

32. METODA SURVEI FINGERPRINT HIDROKARBON TEKNIK BARU DIDALAM EKSPLORASI PANASBUMI DAN APLIKASINYA DI DAERAH PANASBUMI DI INDONESIA.

Oleh: Restu Pudjianto;Nugroho

Abstraksi : Metoda survei geokimia Fingerprint Hidrokarbon untuk eksplorasi panasbumi merupakan metode atau teknik baru untuk membantu menentukan prospektivitas panasbumi. Didalam metoda ini, gas hidrokarbon sebagai emisi gas dari sistim panasbumi diserap dengan menggunakan "charcoal" yang diaktifkan yang ...

33. "FLUID INCLUSION": SUATU METODA DASAR UNTUK MEMBANTU MEMAHAMI PROSES-PROSES GEOLOGI EKSPLORASI, DENGAN PENDEKATAN MIKRO

Oleh: Y. Suyatno Yuwono

Abstraksi : Meskipun inklusi cair ("fluid inclusion") yang terdapat di dalam kristal sudah dikenal sejak abad XVIII, malahan abad XI tercatat di dalam literatur, tetapi di Indonesia sampai saat ini masih sedikit sekali para geologiawan yang memanfaatkan pengetahuan di bidang ini. Padahal pengetahuan mengenal ...

34. HUBUNGAN TEKTONIK DAN MIGRASI HIDROKARBON DI CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

Oleh: Andititya MT Ibrahim

Abstraksi : Cekungan Jawa Barat Utara berdasarkan tatanan struktur, stratigrafi serta letaknya dalam pola busur penunjaman dari waktu ke waktu pada Paleogen mengalami tektonik regangan ('extensional rifting') dalam arah utara selatan. Awal Neogen jalur penunjaman baru terbentuk di selatan Jawa, dan merubah ...

35. THE NATURE OF MINERALIZATION AT THE CIKOTOK AREA, WEST JAVA

Oleh: Y. Noya;D. Sukarna;S. Andi Mangga

Abstraksi : The Cikotok ore deposit is typified by a high silver content which occurs as fine-grained electrum. Gold is submicroscopic and was not identified during SEM analysis of the ore assemblage. It is, however, believed to be associated with chalcopyrite, sphalerite and galena which post-date an earlier ...

36. SISTEM PANASBUMI PADA TEKTONIK SESAR PALU BORA SULAWESI TENGAH DI DAERAH

Oleh: E.E. Siahaan;Sapto Ciptadi;D. Budihartanto;C.A.E. Pelmelay

Abstraksi : Daerah prospek panasbumi Bora terletak di sepanjang lembah Palu, Propinsi Sulawesi Tengah dan secara geologi berada di bagian Utara sesar Palu. Salin Sesar aktif Palu yang berarah NNW-SSE dengan lembah selebar 10 kilometer yang menyempit ke arah SE di daerah Mapane. Pergerakan sesar lebih ...

37. BATUAN INDUK LEMPUNG SMEKTIT NANGGULAN BERUPA TUFA GELAS

Oleh: Ben Sabarna

Abstraksi : The taken sample location is at Jurang Village, Nanggulan district, 30 Kms west of Yogyakarta. An assessment of vitric tuff was made by means of physical, chemical & physico-chemical. One of the paramount results is that the vitric tuff consisting of ninety percentages of glass shards and the ...

38. INDIKASI AKTIVITAS HIDROTHERMAL DI BAWAH PERMUKAAN DARI REKAMAN MAGNETO TELURIK Case Study Prospek Lambada, Seulawah, DI Aceh

Oleh: Imam Baru Rahardjo

Abstraksi : Indikasi aktivitas hidrothermal dapat dilihat langsung dipermukaan dan dideteksi secara tidak langsung di bawah permukaan. Indikasi permukaan diantaranya adalah warmground, steaming ground, warm & hotsprings, steam vents, fumaroles, geysers dan hydrothermal eruptions. Adapun indikasi di bawah ...

39. SINTESIS ZEOLIT FILIPSIT, SODALIT, DAN FAUJASIT DARI ABU TERBANG BATUBARA

Oleh: Herry Prijatama

Abstraksi : Limbah abu terbang sebagai sisa pembakaran batubara pada PLTU dan industri semen, saat ini semakin bertambah jumlahnya. Abu terbang tersebut akan semakin membesar jumlahnya dengan berdirinya PLTU Paiton, yang diikuti oleh rencana pembangunan PLTU-PLTU batubara lainnya. Saat ini sebagian dari abu ...

40. ASIH FIELD DISCOVERY: DETAILED STRUCTURAL RE-EVALUATION ALONG A WRENCH FAULT IN THE CENTRAL SUMATRA BASIN, AN EXPLORATION OPPORTUNITY IN A MATURE AREA.

Oleh: Budi Satrio;Soejanto

Abstraksi : The Central Sumatra basin (CSB) is a mature area where the proven oil fields are dominated by structural traps. The Mid-Miocene wrench system is one of the systems that have played an important role in developing structural closures that have become hydrocarbon traps in this area. Since the ...

41. SIMULASI RESERVOIR WATERFLOODING STRUKTUR RANTAU ZONE 560 BLOK D1D2N PERTAMINA UEP SUMBAGUT

Oleh: Syariful Bakhri;Andi M Yasin;Bugi Umar Senoadjie

Abstraksi : Waterflooding merupakan suatu teknik untuk meningkatkan perigurasan cadangan minyak yang telah diserap secara primer, dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir. Untuk meyakinkan keberhasilan proyek ini, sebelum dilakukan kegiatan sebenarnya, perlu dilakukan studi simulasi reservoir. Pekerjaan ...

42. CEBAKAN EMAS, PERAK DAN LOGAM DASAR DI KECAMATAN PARIGI, DONGGALA, SULAWESI TENGAH

Oleh: Sri Indarto;Andil K Bukit;Widodo

Abstraksi : A number of stream sediment and rock samples from Binangga, Empaya, Pangi and Korongtuo rivers in Parigi, Donggala District, Central Sulawesi, were chemically investigated for the content of major elements and Au, Ag, Cu, Pb, Zn in order to locate ore deposit. The geological observations in the ...

43. KUALITAS BATUBARA DITINJAU DARI KONDISI GEOLOGI DAN ANALISIS PROKSIMAT DI WILAYAH BENGKULU, SUMATERA

Oleh: Sri Indarto;Sudaryanto;Eko Soebowo

Abstraksi : Coal deposit in Bengkulu were founded at some places that is in Air Kemumu, Bukit Kandis, Napal Putih and Sebayur. The coal quality are geology condition influenced. Bukit Kandis and Air Kemumu coal were founded associate with basaltic-andesitic intrusions, fault structure, which have been calorie ...

44. CIRI MINERALISASI EMAS TIPE XENOTERMAL DI DAERAH CIROTAN, JAWA BARAT

Oleh: Rusman Rinawan;Jaja Sunarja;Simpwee Soeharto

Abstraksi : Di daerah Cirotan Jawa Barat, dikenal dengan keterdapatan mineralisasi endapan emas elektrum Au-Ag, berasosiasi dengan mineral logam dasar, berumur Pliosen, yang menempati sebagian daerah Bayah Dome. Keterdapatan endapan emas tersebut menempati kelurusan sesar berarah Utara-Selatan sebagai ...

45. PERUBAHAN SIFAT KIMIA DAN MINERAL BATUAN FOSFAT YANG DIKALSINASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

Oleh: Otjim W. Wiradinata;Samid Syarif

Abstraksi : Kalsinasi batuan fosfat Guano Jampang Tengah meningkatkan P tersedia tanah. Kalsinasi dengan suhu 550°C menyebabkan ketersediaan P akan menurun kembali. Kalsinasi batuan fosfat Guano Jampang Tengah mengakibatkan terbentuknya mineral Krandalit yang bersifat amorf. Kalsinasi di atas suhu 550°C ...

46. ANALISIS BIOMARKER BEBERAPA PERCONTO FORMASI SANGKAREWANG DAN FORMASI SAWAHLUNTO DI CEKUNGAN OMBILIN

Oleh: Sutiana;F.X. Widiarto;Indra Siregar;S. Marnida Ulibasa

Abstraksi : Bahan organik dalam batuan sumber maupun minyak bumi dapat ditentukan asalnya, apakah dari lingkungan laut, darat atau danau, melalui analisis biomarker. Selain asal sumber bahan organik, analisis biomarker dapat juga menentukan tingkat kematangan termalnya. Untuk itu dilakukan analisis ...

47. PRELIMINARY STUDY OF HYDROCARBON POTENTIAL IN OLD OILWELLS OF PULAU PANJANG FIELD, NORTH SUMATRA

Oleh: Darwin Tangkalalo;Aadi P. Reddy

Abstraksi : Reopening of old ollwells in Pulau Panjang field has provided an opportunity and a challenge to reevaluate hydrocarbon potential from the prospect zones, due the fact that very little open hole data is available. Study was aimed at evaluation of potential hydrocarbon zones and their depletion ...

48. POTENSI SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI DI TIMOR TIMUR

Oleh: Djoko Sunarjanto;Made Beteng Wismaya

Abstraksi : Kawasan Timor akhir-akhir ini semakin menarik dengan berbagai peningkatan kegiatan pengembangan sumberdaya mineral dan energi. Misalnya perkembangan penanganan Celah Timor, eksplorasi mineral dan energi di daratan Timor telah dilaksanakan secara intensif. Daratan Timor Timur sendiri merupakan ...

49. THE STRUCTRURALLY TRAPPED MATOA FIELD AND POROSITY DISTRIBUTION, SALAWATI BASIN, IRIAN JAYA

Oleh: I Nyoman Suta;Landong Silalahi

Abstraksi : The Matoa field is the only field in the Salawati Basin which produces oil in commercial quantities from a structural trap and from non-reefal Miocene Kais platform carbonates. The Kais Formation in the Matoa field was deposited in a restricted marine environment as a carbonate platform, inner ...

50. MODIFICATION OF VOLUMETRIC METHOD IN OIL RESERVE ESTIMATION

Oleh: Teguh Imanto;Budhy Chandra

Abstraksi : In the Salawati Basin a large number of fields produced from the Miocene Kais reservoir have unusually high oll recovery rates which can exeed 50% of the calculated original oil in place. This is a product of the very high water drive mechanism which has enabled fields such as Jaya to virtualy ...

51. PENGARUH KARBONISASI TERHADAP KUALITAS BATUBARA KOTABANGUN KALIMANTAN TIMUR

Oleh: M. Ulum A Gany;Daman Suyadi;Widodo

Abstraksi : Berdasarkan kandungan zat terbang (volatile matter) dari hasil analisa terhadap batubara yang berasal dari Kotabangun, Kalimantan Timur menunjukkan bahwa jenis batubara tersebut termasuk jenis "Bituminous High Volatile". Percobaan karbonisasi yang dilakukan pada temperatur berkisar antara ...

52. GEOLOGICAL ASPECTS OF HORIZONTAL WELLS IN PETANI FIELD, CENTRAL SUMATRA

Oleh: F.X. Darmono

Abstraksi : The Petani Field, located in Central Sumatra was discovered in 1964. The field has produced over 293 million barrels of oil. The "Menggala-3900'Sand" is the main producing reservoir. Two horizontal wells through this reservoir unit with 2000' each of horizontal section were drilled with the ...

53. THE USE OF LUCAS WESTERN RESCUE HOIST FOR REGIONAL GEOLOGIC SURVEYS IN MOUNTAINOUS AREAS

Oleh: David R. Potter;S. Bahr,i Meilinawati

Abstraksi : ...

54. RUMPUN BAMBU SEBAGAI PENGENDALI TATAAN ALAM DAN LINGKUNGAN

Oleh: Soewarno Darsoprajitno

Abstraksi : Sejak zaman prasejarah, rumpun bambu sudah akrab dengan kehidupan manusia baik sebagai bahan mentah maupun sebagai pengendali tataan alam. Tataan alam ini tidak terbatas di permukaan bumi, tetapi juga di atas dan di bawah permukaan bumi. Walaupun penduduk tidak menyadari dan tidak memahami manfaat ...

Copyrights © 2018 Mandiri Solusi Informatika (MSI). All rights reserved