Proceedings of the 27th Annual Convention of the Indonesia Association of Geologist (Yogyakarta, 08 - 09 December 1998)

0 Customer reveiws

ISBN : 979 - 8126 - 02 - 5

ISSN Elektronik :

ISSN Print :

Penerbit : IAGI

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 1998

Institusi :

Tanggal Edit Data : 2022-08-20

Tanggal Penginputan Data : 2022-08-20

No. Info
1. EMAS UNTUK RAKYAT

Oleh: R.P.Koesoemadinata

Abstraksi : Pendulangan emas merupakan pertambangan tradisional rakyat Indonesia yang kurang mendapat perhatian. Tradisi pertambangan emas rakyat di Indonesia sebenarnya telah mempunyai sejarah cukup lana. Orang Cina telah menambang emas di Kalimantan sejak abad ke-4 Maschi, naskah-naskah Sansekerta dan Cina ...

2. PETROGRAPHIC STUDY ON THE TERTIARY SUBVOLCANIC AND INTRUSIVE ROCKS RELATED TO RINGAS GOLD MINERALIZATION, WEST KALIMANTAN, INDONESIA

Oleh: Dagnew Girmay;Totok Darijanto;Suyatno Yuwono

Abstraksi : The Ringas epithermal-mesothermal gold deposit is situated in the Central Kalimantan magmatic are about 419 km east of Pontianak, West Kalimantan. The mineralization and alteration at Ringas area are genetically related to subsequent post-subduction magmatism of the Tertiary dacitic and dioritic ...

3. IDENTIFIKASI DAN POTENSI PEMANFAATAN ZEOLIT BAYAH

Oleh: M. Ulum A. Gani;Sri Indarto;Roocyta Handhoyo;Lenny M. Estiati

Abstraksi : Penelitian geologi dan laboratorium terhadap cebakan zeolit Nyampar dan Cilograng di Bayah bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kemungkinan potensi pemanfaatannya sebagai bahan penyerap untuk keperluan industri. Hasil penelitian geologi menunjukkan bahwa endapan zeolit di daerah penelitian ...

4. TERTIARY VOLCANIC AND INTRUSIVE ROCKS IN OBI ISLANDS, MALUKU, INDONESIA, AND RELATED HYDROTHERMAL MINERALIZATIONS

Oleh: Sukmandaru Prihatmoko;Fathoni Eko Nugroho

Abstraksi : PT Indo Muro Kancana, Wisma Pondok Indah Suite 600, Level 6. J. Saltan Iskandar Muda Blok V-LA Pondok Indah, Jakarta Sehatan 12310. Telp. 021-7697455, Fax: 021-7697450 ABSTRACT Stratigraphically, Obi islands are built up by several rock groups: pre-Tertiary ophiolite and metamorphic groups, ...

5. EVALUASI DATA GEOKIMIA TANAH PROSPEK MINJAUH DERAH HITALIPA PT. FREEPORT INDONESIA COW "B", IRIAN JAYA, INDONESIA

Oleh: Harman Setyadi

Abstraksi : Daerah Minjauh terletak sekitar 30km di utara tambang Grasberg. Pada umumnya daerah ini ditutupi oleh batuan Volcanik tak terbedakan yang menutupi batuan sedimen secara tidak selaras. Penyelidikan pendahuluan conto geokimia endapan sungai dan konsentrat dulang menunjukan adanya indikasi ...

6. CARLIN-STYLE SEDIMENT-HOSTED GOLD DEPOSITS: AN EXPLORATION OPPORTUNITY (With a Case Study on the Great Basin Gold Province, Nevada USA)

Oleh: Adi Maryono

Abstraksi : Gold has been an attractive commodity since long time. This is not only because of its market size, which exceeds 40 billion US dollar per year, but also its long-term price record, which is relatively stable for long-term period. This precious metal commodity has attracted a lot of major mining ...

7. MASS TRANSFER DURING HYDROTHERMAL ALTERATION: A CASE STUDY FOR THE KAMOJANG GEOTHERMAL FIELD

Oleh: Pri Utami

Abstraksi : Mass transfer between rocks and fluids is measured as changes in the amount of an element moved per unit volume of rock relative to its initial value. Generally, in hydrothermal alteration process constituents are added or removed from solution. The rocks at the Kamojang geothermal field ...

8. K/Ar DAN Ar/Ar BATUAN GRANITIK DAERAH KULAWI, SULAWESI-TENGAH

Oleh: Hary Utoyo

Abstraksi : Pulau Sulawesi, khususnya daerah Kulawi sebelah tenggara Palu dan terletak didalam Zona Sesar Palu-Koro (ZSPK) sangat menarik untuk diteliti, karena pada daerah ini banyak dijumpai batuan granitik dan batuan alas (basement rock) yang tersingkap dan saling berhubungan satu dengan lainnya. ...

9. GEOLOGI-GEOKIMIA PROSPEK PANASBUMI DAERAH SUOH, LAMPUNG BARAT

Oleh: Nugroho;M.Y.Kamah;Bambang Budiarjo;Mulyadi

Abstraksi : Sebagaimana diketahui salah satu "policy" pemerintah saat ini adalah mengurangi sekecil mungkin pemakaian bahan bakar minyak terutama untuk pembangkit tenaga listrik. Sejauh ini sebagian besar kebutuhan akan energi listrik di p. Sumatera dipasok dari pembangkit listrik tenaga disel (PLTD). ...

10. MODEL PANASBUMI DAERAH KOTAMOBAGU, SULAWESI UTARA

Oleh: Eben Ezer Siahaan;Chandra Negara;Chris Toffel A.E.P.

Abstraksi : Prospek Kotamobagu dicirikan oleh batuan volkanik tersier, kuarter-resen yang menumpang di atas batuan dasar sedimen tersier. Manifestasi panasbumi tersebar luas di daerah ini, dengan mata-air panas (T= 40°C s/d 94°C) muncul pada elevasi relatif rendah, fumarola dan solfatara di G. Ambang - G. ...

11. WEB-BASED GEOLOGICAL DATABASE

Oleh: Noor Syarifuddin

Abstraksi : Integration of diverse and geological data sets from various sources has always been an essential part of geological evaluation programs. Traditionally, such data have been presented and stored on an analog basis. This technique often presents a problem. Variations in scale, projection and data ...

12. ZONA TUMBUKAN: LAHAN HARAPAN EKSPLORASI HIDROKARBON MASA DEPAN DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

Oleh: Tonny S Priantono;Eddy Purnomo;Eramsyah Ilham

Abstraksi : Zona tumbukan di wilayah KTI merupakan produk tumbukan antara lempeng benua Australia dengan lempeng samudra Pasific pada kala Akhir Tersier. Secara morfologis zona tersebut terdiri dari rangkaian kepulauan Timor, Kai Tanimbar, Seram, pegunungan Batui Sulawesi Tengah serta rangkaian pegunungan Jaya ...

13. RESERVOAR PRA-TERSIER SEBAGAI PELUANG EKSPLORASI ABAD 21 STUDI KASUS DI DAERAH BERINGIN - KUANG CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

Oleh: Budi Tamtomo;Edi Artono

Abstraksi : Menjelang berakhirnya abad ke 20 penemuan hidrokarbon pada sedimen Tersier di Cekungan Sumatra Selatan mengalami penurunan cukup berarti. Paper ini menawarkan satu alternatif yang selama ini dipandang kurang menarik yaitu reservoar Pra-Tersier. Penemuan hidrokarbon pada batuan dasar Pra-Tersier di ...

14. APPLICATION THE QUATERNARY STRATIGRAPHY TO GOLD PLACER EXPLORATION IN THE SINTANG AREA, WEST-KALIMANTAN

Oleh: Said Aziz

Abstraksi : In the long history of alluvial mining, little attention has been paid by the exploration companies to study the genesis of the sought after deposits. In recent years, a few individual or limited companies have invested in extensive theoretical studies about the origin of ores in alluvial deposits. ...

15. ANALISIS IMPEDANSI AKUSTIK UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI POROSITAS PADA RESERVOAR KARBONAT STRUKTUR SOPA CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

Oleh: Nugrahani;Budi Tamtomo;Artini Sukotjo

Abstraksi : Pelacakan distribusi porositas pada reservoar karbonat merupakan hal yang sangat penting sebelum melakukan pengembangan struktur Sopa. Pemodelan seismik inversi telah dilakukan untuk memperoleh penampang impedansi akustik dalam usaha mengetahui penyebaran porositas secara lateral. Penampang ...

16. COULD OLEANOIDS, SUBSTANCES FOUND ABUNDANTLY IN COALY SEDIMENTS BE USED AS GEOCHEMICAL MATURITY INDICATOR?: A CASE STUDY IN THE KUTAI BASIN

Oleh: Eddy A. SUBROTO;Andang BACHTIAR;Bambang PRIADI;R.P. KOESOEMADINATA;Dardji NOERADI

Abstraksi : Oleananes are compounds which are commonly found in coaly sediments. Formerly, only one oleanane was observed, the a oleanane. Few years later the second oleanane was synthesised, namely the Boleanane. Recently, beside the two oleananes some compounds speculated as rearranged oleananes were found ...

17. PROSES DIAGENESIS BATUAN VOLKANIKLASTIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN POROSITAS

Oleh: Dianto Isnawan;Iman W. Sumarinda Ev. Budindi

Abstraksi : Batuan-batuan reservoar silisiklastik yang mengandung hidrokarbon seringkali berasosiasi dengan batuan volkaniklastik. Beberapa batuan volkaniklastik dapat juga berfungsi sebagai batuan reservoar. Contohnya batuan volkaniklastik Formasi Jatibarang. Potensi batuan volkaniklastik sebagai batuan ...

18. EVOLUSI TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN LAPANGAN PANASBUMI SIBAYAK SUMATRA UTARA

Oleh: Tavip Dwikorianto;Eka Adhi Mulyono

Abstraksi : Lapangan panasbumi Sibayak yang terletak lebih kurang 60 km sebelah baratdaya kota Medan, merupakan lapangan panasbumi yang terletak di dalam suatu kaldera. Sebagai sumber panas dari sistem panasbumi yang berkembang adalah Gunung Sibayak. Hasil pengukuran temperatur bawah permukaan di delapan ...

19. GEOLOGI DAN KARAKTERISTIK ZONA UBAHAN DAN PERMINERALAN HIDROTERMAL PADA KONTAK INTRUSI DI ENDAPAN TEMBAGA-EMAS PORPIRI GRASBERG-IRIAN JAYA

Oleh: Eddy Suwardy;FB. Widodo Margotomo

Abstraksi : Endapan tembaga-emas (Cu-Au) tipe porpiri Grasberg terletak di daerah pegunungan tengah Irian Jaya, berhubungan dengan komplek batuan gunungapi dan komplek intrusi monsodiorit kwarsa. Kegiatan magma di Grasberg di awali oleh kegiatan gunungapi yang bersifat trakiandesit menghasilkan batuan batuan ...

20. MINERALISASI SKARN Cu-Au DAERAH WAWA, TELUK ETNA IRIAN JAYA, INDONESIA

Oleh: S. Sugiharto;B. Antoro B. Bensaman

Abstraksi : Eksplorasi di daerah Wawa dilaksanakan pada periode awal 1994 sampal 1997 oleh personel PT. MineServe International. Aktifitas eksplorasinya terdiri dari program survel pendahuluan yang kemudian dilanjutkan dengan survel tindak lanjut. Daerah Wawa pertama kall ditemukan sebagai daerah anomali ...

21. STUDI ALTERASI DAN MINERALISASI PADA ENDAPAN EMAS-PERAK EPITERMAL DAERAH CIBODAS-CIKIDANG KABUPATEN LEBAK JAWA BARAT

Oleh: Arifudin Idrus;Totok Darijanto;Suprapto

Abstraksi : Alterasi hidrotermal pada endapan Au-Ag epitermal Cibodas meliputi 3 himpunan mineral; (1). Zone kuarsa kalsedon-pirit (silisik), yang overprint atau envelope dengan adularia-lempung-serisit, (2). Zone lempung-kuarsa-serisit, disamping adularia-klorit-pirit (argillik), (3). Zone ...

22. TIPE MINERALISASI PADA ENDAPAN BIJIH PROSPEK CIGARU, PALABUHAN RATU, SUKABUMI, JAWA BARAT

Oleh: Sutarto;Corey, M.

Abstraksi : Daerah penelitian terletak di daerah Cigaru, Sukabumi, Jawa Barat, sekitar 24 km sebelah selatan Palabuhan Ratu. Daerah penelitian didominasi oleh batuan volkanik Formasi Jampang tediri dari andesit, tuf, dan breksi volkanik, yang telah mengalami ubahan hidrotermal kuat Tipe ubahan didominasi oleh ...

23. ALTERASI HIDROTERMAL PADA INTRUSI ANDESIT G. OTJE BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN

Oleh: 12 Yosep Ismail S

Abstraksi : Alterasi hidrotermal yang dijumpai pada intrusi andesit G. Otje, Banjarmasin, Kalimantan Selatan terdiri dari berbagai tipe yang memerlukan pengkajian lebih rinci. Batuan volkanik yang tersingkap pada umumnya telah mengalami ubahan lanjut. Pengamatan petrografi menunjukkan kehadiran himpunan ...

24. INVENTARISASI SUMBERDAYA MINERAL YANG BERORIENTASI PROMOSI INVESTASI

Oleh:

Abstraksi : Investasi merupakan hal yang mutlak dalam upaya pemanfaatan sumberdaya mineral. Oleh karena itu, inventarisasi sumberdaya mineral yang dilaksanakan oleh pemerintah bukan hanya bertujuan sebagai dasar pengembangan industri pertambangan, rencana tata ruang dan meningkatkan bargaining position dalam ...

25. GEOLOGICAL OVERVIEW, COAL RESOURCES AND COALBED METHANE POTENTIAL OF INDONESIA

Oleh: Hadiyanto;S.S. Rita Susilawati

Abstraksi : Coal bearing sequences are widespread throughout Indonesia archipelago except in Nusatenggara, Maluku and Northenpart of Sulawest. In general stratigraphic framework related to the coal bearing sequences is consider to be formed in three geological periods 1.e. Pre-Tertiary, Paleogene and Neogene ...

26. AN INTEGRATED STUDY OF RESERVOIR FACIES AND PERFORMANCE OF UPPER G ZONES IN BADAK-NILAM FIELDS, EAST KALIMANTAN

Oleh: Shinta Damayanti;Harry Alam;Noor Syarifuddin;Sanggam Hutabarat

Abstraksi : An integrated geological study was performed to assist in evaluation of hydrocarbon recovery efforts within the Nilam Badak fields, in the Kutet Basin, East Kalimantan. From this study composite reservoir quality maps were constructed and geological facies as well as flow units were defined. Facies ...

27. PEMBELAJARAN SEDIMENTOLOGY DARI SINGKAPAN BATUAN MIOSEN DI CEKUNGAN KUTAI, KALIMANTAN TIMUR

Oleh: Hendarman;Edy Kurniawan;Yulie Purwanti;Andang Bachtiar;Dody Apriadi

Abstraksi : Singkapan batuan Miosen Delta Mahakam yang dipelajari karakteristik sedimentnya secara detail sebanyak 49 singkapan. Singkapan tersebut terdiri dari sekuen endapan pasir dan lempung delta. Pemelajaran singkapan ini didukung oleh pengukuran paleo-current, analisa paleontology dan surface gamma-ray ...

28. IDENTIFIKASI FOSIL ROMBAKAN DI LAPISAN MIOSEN CEKUNGAN KUTAI DAN IMPLIKASI GEOLOGINYA

Oleh: Armein Suleiman;Dyah Agustin Wulandari;Andang Bachtiar

Abstraksi : Fosil-fosil foraminifera bentonik khas laut terbuka dari zona Outer Shelf hingga Bathyal seringkali dijumpai di dalam batupasir endapan delta berumur Miosen di cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Berdasarkan kenampakan fisik, kondisi pengawetan, habitat asal serta asosiasinya, fosil-fosil tersebut ...

29. ASOSIASI FAUNA, PALEOEKOLOGI DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN FORMASI-FORMASI BATUAN JURA -KAPUR AWAL DI KEPULAUAN MISOOL, IRIAN JAYA

Oleh: Fauzie Hasibuan

Abstraksi : A paleoecological analysis and depositional history of the marine Jurassic to Early Cretaceous (Toarcian-Early Berriasian) strata cropping out in the southeast coast and the islets of the Misool Island are reported. Based on faunal assemblages from macrofossils, the faunal association of the area ...

30. IDENTIFIKASI PERUBAHAN TERUMBU TERHADAP FLUKTUASI MUKA LAUT FORMASI PACIRAN DAERAH JAWA TIMUR UTARA

Oleh: Premonowati

Abstraksi : Studies of reefs and carbonate facies in the Pliocene - Recent of Paciran formation yield predictable sequences of coral sediment distribution map. Based on elevation of caliche outcrops and slope break of reef distributions are recognized: Reef 1 is limited by elevation of shoreline 125 metres ...

31. FOSIL RADIOLARIA SEBAGAI ALAT BIOSTRATIGRAFI YANG BARU DI INDONESIA

Oleh: Munasri;Koji Wakita;Katsuo Sashida

Abstraksi : Radiolaria adalah binatang plankton laut berukuran 0,02-0,2 milimeter dan diketahui pernah hidup sejak zaman Kambrium. untuk keperluan biostratigrafi, fosil radiolaria diekstraksi dari batuan dengan menggunakan larutan asam hidrofluorik (HF). Di Eropa, Amerika dan Jepang, fosil radiolaria sejak dua ...

32. FORAMINIFERA BENTOS PANTAI SENGGIGI, LOMBOK BARAT DAN ASOSIASINYA: FAKTOR PENUNJANG PARIWISATA

Oleh: Mimin K. Adisaputra

Abstraksi : Pantai Senggigi termasuk dalam kawasan pantai barat Lombok yang mempunyai pantai yang bersih dan berwarna putih Kebersihan pantai ini ternyata didukung oleh kandungan foraminifera bentos yang banyak mendominasi sedimen yang terakumulasi sepanjang pantai ini. Keberadaan foraminifera bentos ini tidak ...

33. PERUBAHAN IKLIM SELAMA RENTANG PLISTOSEN ATAS HINGGA HOLOSEN DI INDONESIA BERDASARKAN REKAMAN DATA PALINOLOGI

Oleh: E. Yulianto;W.S. Sukapti

Abstraksi : Perubahan-perubahan iklim pada masa lalu terbukti telah mempengaruhi komunitas tumbuhan baik yang berada di dataran tinggi dataran rendah maupun lingkungan pantai. Rekonstruksi bentang vegetasi purba berdasarkan data palinologi dari wilayah Indonesia membuktikan terjadinya fluktuasi iklim yang ...

34. HOLOCENE SEA LEVEL FLUCTUATION IN EAST COAST OF KALIMANTAN: A PALYNOLOGICAL EVIDENCE

Oleh: Eko Yulianto;Wore Sri Sukapti;Darwin A. Siregar;Syaiful Bahri

Abstraksi : Palynological study of quaternary sediment from Tanah Grogot, East Kalimantan reveals palaeolandscapes and sea level fluctuation in second half of Holocene. By radiocarbon dating, it is proved that within last 6,000 yrs BP the sea level was still fluctuated for several times due to climatic ...

35. ANALISA SEKUEN STRATIGRAFI RESOLUSI TINGGI DAERAH SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

Oleh: Taat Purwanto;R Haryoko;Soejono Martodjojo;Djubaeni

Abstraksi : Lapangan Sangatta telah berproduksi selama 20 th, dengan pemboran sebanyak 130 buah sumur, secara alamiah akhir-akhir ini produksinya mengalami penurunan. Kendala utama dalam meningkatkan produksi adalah sulitnya mengetahui penyebaran masing-masing lapisan reservoar, karena umumnya tipis-tipis dan ...

36. THE APPLICATION OF SEQUENCE STRATIGRAPHY AS A GUIDANCE FOR REACTIVATING OBSERVATION WELL TO BE PRODUCER WELL IN MINAS FIELD, PT CALTEX PACIFIC INDONESIA

Oleh: Gantok Subiyantoro Kunto Wibisono

Abstraksi : Three Observation wells have been successfully put back on production with average 200 Barrel Oil Per Day. Generally, the Observation wells were never evaluated anymore since they have more than 99 % or even 100 % water cut. Production of a high water cut well is so difficult to be optimized that ...

37. STUDI SEKUEN STRATIGRAFI SEDIMEN BERUMUR MIOSEN CEKUNGAN MUKA BUSUR NIAS, SUMATERA UTARA

Oleh: Syaefudin

Abstraksi : Cekungan muka busur di perairan sebelah barat Sumatera merupakan daerah tepian aktif yang terbentuk akibat dari proses subduksi menyerong (oblique) antara lempeng samudera Indo-Australia dengan tepian barat daya lempeng Eurasia. Studi Sekuen Stratigrafi menggunakan data seismik, meliputi analisis ...

38. LINGKUNGAN FASIES DAN DIAGENESA BATUGAMPING FORMASI RAJAMANDALA - JAWA BARAT

Oleh: Premonowati;Wahyu Budi Setyawan

Abstraksi : Reef complex outcrops of Rajamandala formation is one of the representative of carbonate platform. The outcrops suggests a subdivision into four lithofacies, directly related to the depositional profile: (1) platform interior: pack-/wackestone bioclastic fasies with Milliolidae abundant, (2) ...

39. KARAKTERISTIK FRAKTAL BATUGAMPING GUNUNGSEWU GUNUNGKIDUL, DIY, DAN FAKTOR-FAKTOR GEOLOGIS YANG MENGENDALIKANNYA

Oleh: Sari Bahagiarti K.;M.T. Zen;Sudarto Notosiswoyo;Rudy Sayoga Gautama

Abstraksi : Daerah karst Gunungsewu, disusun oleh batugamping yang terdiri dari boundstone, packstone, dan wackestone, yang dapat tersingkap baik sebagai karst maupun kalice. Hasil aplikasi metoda box counting menunjukkan bahwa porositas sekunder batugamping klastik mempunyai harga dimensi fraktal D 2,00 2,192 ...

40. SEDIMENTOLOGY OF THE LOWER SIHAPAS FORMATION IDENTIFIED ON CONVENTIONAL CORE DATA BENGKALIS TROUGH

Oleh: Jarot Setyowiyoto

Abstraksi : Core from the Lower Sihapas Formation were interpreted to represent six shallow marine and shoreline lithofacies. The stratigraphic succession lies within a transgressive and highstand phase comprises aggradational parasequences in the lower part and cycles of coarsening upward or progradational ...

41. SIKUEN STRATIGRAFI DAN POTENSI RESERVOAR AIR BERYODIUM DI ZONA KENDENG BAGIAN TIMUR CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA

Oleh: M. Yohanes P. Koesumo

Abstraksi : Proses penurunan muka air laut purba ("Sea level drop") yang berlangsung pada Jaman Pleistosen (N22) atau 1.6 juta tahun yang lalu, di daerah Zona Kendeng bagian timur ditandai dengan pengendapan Formasi Pucangan yang diendapkan dalam kondisi lingkungan pengendapan turbidit. Formasi Pucangan bagian ...

42. SEDIMENTOLOGI DAN FACIES PENGENDAPAN BATUAN PRA-TERSIER DI PEGUNUNGAN MERATUS, KALIMANTAN SELATAN

Oleh: E. Heryanto;H. Panggabean

Abstraksi : Batuan sedimen berumur Mesozoikum di Meratus telah banyak di teliti oleh penyelidik terdahulu (Koolhoven, 1933, 1935; van Bemmelen, 1949, Heryanto dan Sanyoto, 1994; Heryanto dkk, 1994, Sikumbang, 1996). Beberapa nama batuan telah diusulkan oleh peneliti terdahulu tersebut, akan tetapi aspek ...

43. SIKLUS TRANSGRESI-REGRESI DAN SEDIMENTASI TERSIER DI CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA: Suatu Telaah Berdasarkan Stratigrafi Sikuen

Oleh: Djuhaeni

Abstraksi : Sedimen seri Tersier di Cekungan Jawa Timur Utara dapat dikelompokkan menjadi 2 Supersiklus Transgresi-Regresi (TR). Awal genang-laut terjadi pada P15 (Eosen Atas) dan maksimum genang-laut berlangsung selama interval N19-N20 (Pliosen); sedangkan susut-laut maksimum terladi pada NII (Miosen ...

44. THE SIGNIFICANCE OF SEDIMENTARY ROCKS OF BENGKULU BASIN IN THE DEVELOPMENT OF THE FORE ARC BASIN, SUMATERA

Oleh: Kusnama;Surono;S. Andi Mangga;D. Sukarna

Abstraksi : Tertiary sediment accumulation, predominantly fluviatile to shallow marine terrigeneous origin with only locally deep marine facies at the base, was deposited a highly asymmetrical trough, known as the Bengkulu Basin. The basin lies in southwest Sumatera which is part of the southwestern Asian ...

45. KARAKTERISTIK TEKSTUR DARI PASIR FLUVIAL,PANTAI DAN EOLIAN DI PESISIR YOGYAKARTA

Oleh: Wahyu Budi Setyawan

Abstraksi : Studi tentang karakteristik tekstur pasir modern di wilayah pesisir Yogyakarta dilakukan pada lintasan yang melalui serangkaian sistim fluviatil, pantai dan colian. Berdasarkan konsep "Sampling Scale", pasir moderen di Kali Boyong- Code mewakili orde pertama; di Kali Opak mewakili orde ke-dua; di ...

46. TIDAL SEDIMENTS OF THE MERAGANG ESTUARY, BRUNEI : A MODERN ANALOGUE FOR OUTCROPS OF THE BELAIT FORMATION

Oleh: R. Abdoerrias;J.J. Lambiase

Abstraksi : The Belait Formation is an important hydrocarbon reservoir within the wave-dominated Baram Delta province in Brunet. Recent subsurface and outcrop studies indicate that many of the Belalt sandstones are tidal deposits. The recent sedimentary history of the Meragang Estuary was investigated to ...

47. PLANKTIC FORAMINIFERAL BIOSTRATIGRAPHY OF THE PENOSOGAN, SEMPOR AND RAWAKELE FORMATIONS OF THE KEBUMEN AREA, CENTRAL JAVA, INDONESIA

Oleh: Dewi Safitri;Fajar Hendrasto

Abstraksi : In the Kebumen Area, Java Island, Indonesia, a deep marine sedimentary succession is exposed. The upper three stratigraphic units, the Penosogam, Sempor and Rawakele Formations, where chosen for Neogene planktic foraminiferal biostratigraphic studies. Five sections were systematically sampled and ...

48. PORITES SP. MICROATOLS FROM MENTAWAFISLAND, INDONESIA : TECTONIC AND CLIMATIC CHANGE'S RECORD FROM EAST SIDE OF INDIAN OCEAN

Oleh: Hantoro W.S.;Gagan M.K.;Mutholib A.;Nganro N.;Harsono;Shofiyah S.

Abstraksi : Mentawai islands are the non-volcanic outer arc, lies parallel to Sumatra island in the west coast, belong to the east side border of Indian Ocean. Reef growts abundantly and rims the island. It consist the masif living and fossil coral, instead they promise to be a good tool as continuous record ...

49. PENENTUAN BENTUK SESAR BAWAH PERMUKAAN DAN KONDISI SATUAN BATUGAMPING DI DAERAH KARST GUNUNGKIDUL DENGAN METODA GRAVITASI

Oleh: Bambang Prastistho;Agus Santoso

Abstraksi : Dalam peta geologi konvensional, daerah karst Gunungsewu Kabupaten Gunungkidul secara umum dipetakan dengan satu warna yaitu satuan batugamping Formasi Wonosari dengan tanpa/sedikit dipotong struktur sesar. Analisis kuantitatif dengan metode 2,5-D dari Talwani dkk. dan metode Marquardt terhadap ...

50. KAJIAN TEORITIS DARI BEBAN NORMAL TERHADAP DEFORMASI BATUAN YANG BERSIFAT PLASTIS - SEMI PLASTIS

Oleh: Bandono;Budi Brahmantyo;Imam A. Sadisun

Abstraksi : Gaya yang bekerja pada permukaan batuan dapat berupa gaya normal, dan/ataupun gaya tarikan. Suatu beban yang terletak begitu saja pada suatu permukaan dapat memberikan kedua gaya tersebut, dan dapat mengubah bentuk batuan yang dibebani. Beban normal yang bekerja dapat mengakibatkan perlendatan ...

51. KEMAGNETAN PURBA DAERAH CILETUH, JAWA BARAT PADA MESOZOIKUM AKHIR: STUDI PENDAHULUAN UNTUK REKONSTRUKSI KEMAGNETAN PURBA DAERAH JAWA BARAT.

Oleh: Eddy Z. Gaffar

Abstraksi : Kepulauan Indonesia dianggap sebagai jalur yang lebar, yang merupakan produk daripada pertemuan antara tiga lempeng besar yakni lempeng Samudra Hindia-Australia yang bergeser ke utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke barat dan lempeng Asia Tenggara-Sunda yang bergerak relatif ke ...

52. STRUCTURE OF THE REMBANG HILL, CENTRAL JAVA

Oleh: Hening Sugiatno C. Prasetyadi

Abstraksi : Rembang Hill is an E-W trending monoclinal structure that is cut by a number of normal and sinistral slip faults trending E-W and NE-SW. Based on field analysis conducted during the present study, the major N70°E trending fault, which has the most distinct topographic lineament on both LandSat and ...

53. THOLEITIC TO ALKALINE CENOZOIC MAGMATISM IN EAST JAVA, INDONESIA.

Oleh: Bambang PRIADI;I.G.B. Eddy SUCIPTA

Abstraksi : Magmatic rocks collected from East Java consist of various lithologies (basalts, andesites, dacites, granites, basanites and tephrites) and affinities that indicate characters of subduction related magmatism. The oldest rock-unit is represented by tholeitic andesites from Pacitan area which were ...

54. Origin Of High-K Paleogene Volcanoes From The Natal Region, Sumatra; A Response To Subducted Fracture Zone

Oleh: Sutanto;R. Soeria-Atmadja;R.C. Maury;H.Bellon

Abstraksi : ...

55. BATUAN LONGSORAN GUNUNGAPI TERSIER DI PEGUNUNGAN SELATAN, STUDI KASUS DI K. NGALANG, K. PUTAT, DAN JENTIR, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

Oleh: Sutikno Bronto;Gendoet Hartono;Djoko Purwanto

Abstraksi : Batuan longsoran gunungapi (BLG) adalah batuan bertekstur klastika yang terbentuk sebagai hasil pelongsoran besar secara sektoral dari suatu kerucut gunungapi. Pada umur Kuarter hingga masa kini BLG banyak dijumpai di Indonesia, misalnya di G. Gede, G. Galunggung, G. Raung dan G. Sokoria. Di luar ...

56. KARAKTERISTIK ENDAPAN LAHAR GUNUNGAPI MERAPI (Kasus pelaharan di Kali Boyong 5 Desember 1996)

Oleh: Eko Teguh Paripurno

Abstraksi : Lahar G. Merapi di K. Boyong pada tanggal 5 Desember 1996 dipicu oleh intensitas hujan sebesar 63 mm perjam, yang dalam dua perioda membentuk dua jenis lahar yaitu debris-flow dan mud-flow. Lahar diendapkan di tekuk lereng ketiga pada kemiringan kurang dari 4 % sampai lebih dari 10 %. Ketebalan ...

57. PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP KEJADIAN ALIRAN BAHAN ROMBAKAN (DEBRIS FLOWS) DI LERENG G. SEMERU, JAWA TIMUR

Oleh: WAHJONO;U.SUDARSONO;JAN PANGGABEAN

Abstraksi : G.Semeru yang berlokasi di Kabupaten Lumajang dan Pasuruan merupakan salah satu gunung tertinggi di P.Jawa, yang sejak tahun 1967 sampai saat ini menunjukkan peningkatan aktivitas volkanik. Disamping bahaya utama letusannya yang berupa awan panas maupun aliran lahar, bencana alam lain yang ...

58. SEBARAN AWANPANAS LETUSAN G. MERAPI 11 DAN 19 JULI 1998

Oleh: Dewi Sri Sayudi;Moch Muzani;M.A.Purbawinata;Kusdinar Abdurachman

Abstraksi : Letusan G. Merapi 11 dan 19 Juli 1998 menyebabkan terjadinya awanpanas yang meluncur ke lereng baratlaut masuk ke K.Blongkeng, K.Sat Utara, K. Lamat, serta K.Senowo 2 dan 3 dengan jarak luncur maksimal 6-7 km dari puncak. Berbeda dengan letusan tahun tahun sebelumnya, letusan kali ini ditandai ...

59. SIMULASI BAHAYA LAHAR LETUSAN G. GALUNGGUNG SUATU PERKIRAAN PADA MASA MENDATANG

Oleh: A.D Wirakusumah;Rudy Bacharudin;Mamay Surmayadi

Abstraksi : G. Galunggung (+2168 m.dpl) merupakan salah satu gunungapi aktif di indonesia dengan masa istirahat antara 24 dan 72 tahun, terletak di kabupaten Garut dan Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejarah letusan menunjukkan pernah terjadi letusan yang menghasilkan awan panas, hujan abu/ pasir, aliran lava/ kubah ...

60. EVIDENCE FOR PRESSURE-RELEASE MELTING BENEATH MAGMATIC ARCS FROM BASALT AT GALUNGGUNG, INDONESIA

Oleh: T.W. Sisson;S. Bronto

Abstraksi : The melting of peridotite in the mantle wedge above subduction zone is generally believed to involve hydrous fluids derived from the subducting slab'. But if mantle peridotite is upwelling within the wedge, melting due to pressure release could also contribute to magma production. Here we present ...

61. THE ANCIENT LAKE ENVIRONMENT IN THE BOROBUDUR AREA CENTRAL JAVA

Oleh: Helmy Murwanto;Sutikno Achmad Subandrio

Abstraksi : The results of the research indicate in the surrounding ever been of Borobudur hills, lake environment had ever been formed during the Quaternary periods. The lake sediments were deposited in Borobudur basin, supporting data for existence decide that the lake environment was discovered by blackclay ...

62. PETROLOGI DAN GEOKIMIA META-BATUAN BEKU PEG. LATIMOJONG SULAWESI SELATAN

Oleh: Joko SOESILO;Jan SOPAHELUWAKAN

Abstraksi : 10 meta-batuan beku dari Pegunungan Latimojong, Sulawesi Selatan telah dipelajari dengan menggunakan analisis secara petrografi, geokimia (unsur utama, jejak, tanah langka). Batuan tersebut merupakan intrusi-intrusi yang termetamorfosakan pada derajat sangat rendah hingga rendah dalam Formasi ...

63. SLOPE STABILITY ANALYSIS OF MERAPI DOME IN TWO DIMENSIONS

Oleh: Subandrio;Dewi Sri Sayudi;A. Ratdopurbo

Abstraksi : A back analysis of the November 1994 dome collapse, which generated a large pyroclastic flows, has been performed using limit equilibrium method. The last topographic map before November 1994, which made in August 1994, has been used to model the surface geometry of the dome when it collapsed. ...

64. TECTONIC AND STRUCTURAL SETTING OF THE EAST JAVA-FLORES SEAS: AN INDICATION OF NEW SUBDUCTION REVERSAL POLARITY IN EASTERN INDONESIA

Oleh: Agus Guntoro

Abstraksi : The East Java-Flores Seas are Tertiary sedimentary basins trending in E-W structural orientation. They are bounded to the northeast by the Bonerate ridge, which separates them from the Banda Sea to the east, and to the west by the northeast trending slope of the south-eastern of the Sunda Shelf, ...

65. STUDI TERPADU (GEOLOGI, GEODESI, SEISMOLOGI DAN GEOKIMIA) SESAR AKTIF SUMATERA SEGMEN ALAHAN PANJANG - SINGKARAK PADANG PANGJANG - BUKITTINGGI, SUMATERA BARAT

Oleh: A. Soehaimi;M. Firdaus;Effendi;A. Djuhanda;J.H. Setiawan;Eka T. Putranto

Abstraksi : Studi terpadu sesar aktif Sumatera segmen Alahan Panjang - Singkarak - Padang Panjang - Bukittinggi ini dilakukan. mengingat pada segmen ini telah terjadi 3 kali kejadian gempabumi merusak, yakni gempabumi Padang Panjang (1926), gempabumi Dataran Tinggi Padang (1943) dan gempabumi Pinang Sore ...

66. THE POSSIBILITY OF THREE SUBDUCTION ZONES DURING CRETACEOUS PERIOD IN THE SOUTHEASTERN OF SUNDA LAND

Oleh: Sabardi Musliki

Abstraksi : It has been well known that the Tertiary subduction zones and related magmatic are in the southeastern of Sunda land lay in the southern part of the Java island in an west-east direction. While PreTertiary subduction zone or Cretaceous period lay from Ciletuh-Karangsambung Jiwo Hill (Java island) ...

67. UPPER PALEOZOIC-LOWER MESOZOIC MAGMATIC INTRUSIONS IN WESTERN IRIAN JAYA

Oleh: B.H.Harahap

Abstraksi : ABSTRACT A suite of igneous rocks in Western irian Jaya, was intruded as batholiths, stocks and dykes. They are mainly made up of granitoids, ringed by aureoles of amphibolite, hornblende schist, hornfels and metasediments. The granitoids are generally coarse to medium grained, subhedral to ...

68. GENESIS OF SILICIC MAGMATISM AT WILIS VOLCANO, EAST JAVA: IMPLICATION FOR THE ORIGIN OF COMPOSITION GAP

Oleh: Udi Hartono

Abstraksi : Wills is a quaternary extinct volcano in the eastern part of the island of Java, and are part of the chain of volcanoes which forms the eastern Sunda volcanic are. The eruption products of this volcano are classified into five groups, these are, from oldest to youngest, the pre-caldera Klotok ...

69. STUDI PETROLOGI DAN GIKOKIMIA BATUAN INTRUSI ERTSBERG, IRIAN JAYA

Oleh: Ulva Ria Irfan

Abstraksi : Tumbukan antara lempeng samudera Pasifik dengan lempeng kontinen Australia menyebabkan terbentuknya "thrust-fold belt" dan magmatisme di jalur aktif Irian Jaya. Daerah penelitian adalah intrusi Ertsberg bagian utara yang termasuk dalam rangkaian jalur aktif Irian Jaya, terdiri dari monzonit kuarsa ...

70. TRANSECT GEOLOGI MERATUS

Oleh: Prihardjo Sanyoto

Abstraksi : Berdasarkan pada data baru yang diperoleh Tim Penelitian Evolusi Magmatik Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi selama 5 tahun pertama (1994-1998), pemahaman geologi Kalimantan Selatan umumnya dan Pegunungan Meratus khususnya mengalami banyak perubahan. Perubahan pemahaman tersebut meliputi ...

71. PENENTUAN ZONA PROTEKSI AIRTANAH PADA SUMUR BOR BIMOMARTANI SLEMAN DENGAN METODA RANDOM WALK

Oleh: Heru Hendrayana;Doni Prakasa;Eka Putra

Abstraksi : Zona proteksi airtanah merupakan zona yang ditentukan untuk melindungi kualitas airtanah pada suatu sumber dari pengaruh pencemaran. Zona proteksi airtanah diklasifikasikan menjadi tiga zona yaitu zona I, zona II dan zona III. Zona I beradius minimum 10 m dari sumber dan zona III mencakup catchment ...

72. PENGARUH KEKAR DAN PROSES PELARUTAN TERHADAP PERKEMBANGAN POROSITAS SEKUNDER DAN ALIRAN AIR BAWAH PERMUKAAN DAERAH GUNUNGSEWU KABUPATEN GUNUNGKIDUL, DIY

Oleh: Y Budi P;Fajar Haryanto;Irawan W';MMZ. Damar P,;Krisnawan WS;M Bayu PS

Abstraksi : Daerah Gunungsewu Pegunungan Selatan Kabupaten Gunungkidul, DIY, merupakan daerah karst yang tersusun oleh batugamping Formasi Wonosari. Batugamping Formasi Wonosari terdiri dari batugamping terumbu, batugamping berlapis dan batugamping fragmental yang secara litofasies tersusun oleh boundstone, ...

73. VARIASI KANDUNGAN ISOTOP STABIL OKSIGEN 18 ("O) DAN DEUTERIUM (H) DALAM AIRTANAH SEBAGAI PELACAK ALAMI GUNA MEMPELAJARI PERILAKU AIRTANAH PADA SISTIM AKIFER ENDAPAN VOLKANIK KAWASAN CIMAHI-PADALARANG-LEMBANG KABUPATEN BANDUNG - JAWA BARAT.

Oleh: Bambang Sunarwan;Deny Juanda P.

Abstraksi : Berdasarkan kajian terhadap variasi kandungan isotop stabil dalam airtanah, yang berasal dari 23 (dua puluh tiga)mata air di kawasan Cimahi-Padalarang-Lembang, berupa Oksigen-18 ("O) dan Deuterium (H), serta penggunaan isotop Tritium (H) untuk mengetahui umurnya, mata air di kawasan penelitian ...

74. PENURUNAN MUKA AIRTANAH DI YOGYAKARTA

Oleh: Suharyadi

Abstraksi : Airtanah di Yogyakarta terdapat pada endapan volkanik muda Merapi berupa akuifer bebas dan setengah bebas. Sejak tahun 1983, eksploitasi airtanah meningkat sangat tajam seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan perubahan tataguna lahan. Sebagian besar pasokan air diperoleh dari sumur gali, ...

75. PENDUGAAN KEBERADAAN SUMUR PRODUKSI LAIN DI LUAR SUMUR PRODUKSI P2AT BERDASARKAN PEMODELAN AIRTANAH AKIFER FORMASI PUCANGAN DI DAERAH PARON - NGAWI, JAWA TIMUR

Oleh: Rustamadji;Deny Juanda P.

Abstraksi : Akifer Formasi Pucangan merupakan bagian dari ockungan hidrogeologi antara Gunung Lawu dengan Perbukitan Kendeng. Material penyusunnya berupa endapan vulkanik terdiri dari breksi tufaan berselingan dengan batupasir tufaan, batulanau tufaan dan batulempung. Akifer tersebut termasuk jenis akifer ...

76. MODEL GRADIEN RESPON PIESOMETRI DAN UPAYA DELINEASI KAWASAN RESAPAN AIR KALI BRIBIN PADA SISTIM AKIFER KARST FORMASI WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh: Deny Juanda PURADIMAJA

Abstraksi : Sistim akifer batugamping karst Formasi Wonosari mempunyai dua zona tipe pengaliran. Pertama, zona aliran sangat lambat berhubungan dengan zona pelapukan yang cukup tebal (2-10 meter) dan rekahan berupa kekar yang sangat intensif dan lapuk. Kedua, zona aliran lambat sampai cepat berada di bawah ...

77. KARAKTERISTIK AIR TANAH PULAU KECIL KASUS DI PULAU PARI

Oleh: Ida N. Djuwansah;W.S. Hantoro;M.R.Djuwansah;A. Rachmat;S.Asmanah;D.Sukmayadi

Abstraksi : Kepulauan Seribu merupakan kumpulan dari kurang lebih 80 pulau karang yang tumbuh di atas formasi Parigi mengikuti perubahan paras muka laut sejak jaman Kuarter. Pasang surut air laut mengikuti pola semidiurnal sedangkan arus laut lokal berubah arahnya seiring dengan perubahan musim. Pulau Pari ...

78. SOME INFILTRATION CHARACTERISTICS OF NORTHERN BANDUNG AREA

Oleh: Lambok M. Hutasoit;Ichsan Darmawan

Abstraksi : Northern Bandung area has been often stated as groundwater recharge area for Bandung Basin. This research is aimed at understanding infiltration characteristics of the area by conducting field measurement with double ring infiltrometer, soil sampling, laboratory work on soil properties, and ...

79. STUDI SIFAT MEKANIKA DAN KONDUKTIFITAS LISTRIK LAPISAN BAWAH PERMUKAAN DANGKAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SUMBERDAYA AIRTANAH DAN DAYADUKUNG LAHAN DI DAERAH LIWA, LAMPUNG BARAT

Oleh: Edi Prasetyo Utomo;Saiman Kesumadharma;Djedi S. Widarto;Herryal Z. Anwar

Abstraksi : Liwa merupakan daerah labil terhadap pengaruh gempa. Akan tetapi karena fungsinya sebagai ibukota kabupaten, maka pembangunan infrastruktur di daerah tersebut akan tetap terus berlangsung. Guna menunjang pembangunan tersebut perlu dilakukan sejumlah penelitian geologi teknik, dimana hasilnya akan ...

80. KETIDAKSTABILAN LERENG BATUAN DI PURA ULUWATU BALI

Oleh: B. Sulistijo;G. Suratha;Maryanto;Sugalang;T. Fardian

Abstraksi : Pura Uluwatu merupakan salah satu pura suci di Bali yang mempunyai nilai ritual yang tinggi dan mempunyai pemandangan yang menarik untuk wisatawan. Lokasi pura terletak diatas tebing di pinggir pantai dengan kemiringan mendekati 90°. Ketinggian Pura dari muka laut hampir mencapai 72 m. Penelitian ...

81. TINJAUAN ASPEK GEOLOGI TEKNIK DAN OSEANOGRAFI DI WILAYAH PANTAI LABUHAN AMUK, BALI

Oleh: A. Faturachman;S. Lubis;Sukardjono;D. Setiadi

Abstraksi : Untuk perencanaan pengembangan wilayah di pantai Labuhan Amuk, Bali, tentunya studi kelayakan mutlak sangat diperlukan. Hal tersebut telah dilaksanakan dengan didukung dengan berbagai disiplin ilmu diantaranya: tinjauan dari aspek geologi, geoteknik dan oscanografi untuk mengantisipasi adanya ...

82. STUDI GEOTEKNIK DAN PENGELOLAAN WASTE DUMP DI PROYEK TAMBANG EMAS MINAHASA SULAWESI UTARA

Oleh: Andi Temmu

Abstraksi : Pembangunan waste dump utama di proyek tambang emas Mesel, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara dimaksudkan untuk menampung sekitar 13,5 juta m' batuan buangan (waste) dari Pit Mesel dan Nibong. Rencana teknik pengelolaannya meliputi penelitian geoteknik, manajemen penimbunan material buangan dan ...

83. ASPEK BENTANG ALAM KARST DI DAERAH SEMANU DAN SEKITARNYA; Implikasinya Terhadap Kebijaksanaan Peningkatan Pembangunan Perekonomian Di kabupaten Gunung Kidul.

Oleh: Wasito;Samodra H.;Prasetyo H.

Abstraksi : Daerah penelitian termasuk dalam wilayah Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul. Secara fisiografis (Van Bemmelen, 1949) termasuk ke dalam jalur Kawasan Batugamping Zona Pegunungan Selatan dan merupakan sebagian kecil dari satu kesatuan daerah rawan kritis (Darmokusumo D., 1985). Secara ...

84. THE ORIGIN OF SALINE SPRING WATER IN BALIEM VALLEY, IRIAN JAYA BASED ON ITS ISOTOPIC COMPOSITION

Oleh: Lambok M. Hutasoit;Yunus Ashari

Abstraksi : Baliem Valley is located on the foot of Jayawijaya Mountain, with relatively high elevation, in the range of 1500 to 2000 m above sea level. However, there are springs with saline water in the area. Water sample from two of the springs, Kurulu and Gondura, have been analyzed for its oxygen, ...

85. STUDI INTRUSI AIR LAUT PADA AKUIFER BEBAS DI WILAYAH DKI JAKARTA

Oleh: Herry Purnomo;Andrari Grahitandaru

Abstraksi : Groundwater in Jakarta area is always being needed as a source of water supply that believed to be very cheap to exploit and develop. The excessive groundwater exploitation in this area creates an impact of sea water intrusion. The result of study using simulation model and hydrochemistry analysis ...

86. IDENTIFIKASI KAWASAN G. SALAK - G. GEDE SEBAGAI ZONA RESAPAN DAN LUAHAN DAERAH CIAWI - BOGOR KABUPATEN BOGOR - JAWA BARAT

Oleh: Abdurrachman Asseggaf;Deny Juanda P

Abstraksi : Menurut Freeze dan Whiterspon (1967) kondisi topografi sangat berperan terhadap kedudukan daerah resapan (recharge), biasanya terletak pada daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah luahan (discharge). Berdasarkan kondisi topografi, kawasan G. Salak G. Gede merupakan daerah resapan dan luahan ...

87. BAHAN GALIAN BATU SEMI PERMATA DI DESA NIAN, KECAMATAN MIOMAFO BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, PROPINSI NTT

Oleh: Muhammaddin

Abstraksi : Desa Nian ± 10 km dari Kefanenanu Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara ke arah Barat Daya. Untuk mencapai lokasi dari kota Kefamenanu dapat ditempuh dengan kendaraan beroda empat dengan jalan beraspal dan kondisinya baik. Morfologi daerah ini merupakan daerah perbukitan bergelombang dan dataran, ...

88. TATANAN GEOLOGI DAS GARANG SEMARANG TERHADAP POTENSI AIR HUJAN LA NINA

Oleh: Simon Christian Kurniawan

Abstraksi : Daerah Aliran Sungai Garang memanjang dari puncak G.Ungaran di selatan menuju dataran pantai Kota Semarang di utara. Pemahaman tatanan geologi DAS Garang sangat penting untuk mengetahui masuk-keluarnya air hujan menjadi air permukaan dan air tanah, sehingga potensi air hujan dapat dimanfaatkan ...

89. PERANAN INFORMASI GEOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI RAKYAT DI KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN, PROPINSI SUMATERA UTARA

Oleh: Ahmad Faisal

Abstraksi : Suatu wilayah mempunyai karakteristik alam sebagai modal dasar. Karakteristik Tersebut antara lain bentang alam geologi dan tanah, hidrologi permukaan, dan sebagainya. Informasi mengenai karakteristik alam untuk proses pembangunan dianggap sangat perlu karena antara keduanya ada kaitan pengaruh. ...

90. INFORMASI GEOLOGI SEBAGAI PENDUKUNG ARAH PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KOTA WATES, DATI II KULON PROGO, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh: Andi Sungkowo;Suroso Sastroprawiro;F. Suhartono

Abstraksi : Kota Wates adalah Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan penulisan makalah ini adalah mengadakan evaluasi kelaikan geologi untuk arahan pengembangan permukiman kota Wates. Agar tujuan tersebut dapat tercapai diperlukan berbagai informasi ...

91. PENYELIDIKAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN SUATU STUDI DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI DAERAH SENTANI DAN SEKITARNYA KABUPATEN JAYAPURA, IRIAN JAYA

Oleh: F. Zega;M. Gultom

Abstraksi : Daerah penyelidikan melingkupi daerah Sentani dan sekitarnya, merupakan salah satu daerah di Kabupaten Jayapura yang sedang berkembang dan direncanakan akan menjadi daerah perkotaan, industri dan pemukiman, sehingga keperluan akan lahan semakin meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut dibutuhkan ...

92. DETEKSI AIRTANAH ASIN DENGAN METODE TAHANAN JENIS DAN POLARISASI TERIMBAS DI PANTAI JEPARA

Oleh: Baskoro Rochaddi;Sugeng Widada Warsito Atmodjo

Abstraksi : Perkembangan daerah Kabupaten Jepara Jawa Tengah yang sangat pesat meningkatkan pula kebutuhan akan air bersih yang sebagian besar diambil dari airtanah. Dalam rangka konservasi daya dukung sumberdaya airtanah dan mencegah terjadinya intrusi air asin, maka perlu dilakukan kajian kondisi airtanah ...

93. RENCANA KONTINGENSI KAWASAN SELAT SUNDA (SEBUAH PEMIKIRAN)

Oleh: Eko Widi Santoso;Suryana Prawiradisastra

Abstraksi : Kawasan ini mencakup propinsi Lampung dan Jawa Barat, mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis terhadap perkembangan sosial ekonomi di kedua pulau Jawa dan Sumatera. Perkembangan industri besar padat modal sangat pesat sekali, begitu juga prasarana ekonomi penting lainnya. ...

94. PEMBERDAYAAN RESERVOIR MINYAK YANG TIDUR

Oleh: Simon Christian Kurniawan;Iwan Busono;M. Firwan Aprizal

Abstraksi : Di lingkungan delta banyak ditemukan hidrokarbon tipis di sumur-sumur tua, sehingga reservoir tersebut tidak pernah dikembangkan. Reservoir tidur ini dapat diberdayakan dengan pemetaan isopach yang dibantu 3D seismik. Kompaksi selama diagenesa akan mengurangi ketebalan batuan. Batupasir mengalami ...

95. THE SIGNIFICANCE AND IMPLICATION OF SHALLOW HYDROCARBON INDICATION IN A 3D-SEISMIC SURVEY AREA

Oleh: Yulie Purwanti;Andang Bachtiar;Edy Kurniawan;Hendarman;Dody Apriadi

Abstraksi : Shallow hydrocarbon indications in the forms of oil/gas seepage, oil shows, oil flows, gas bubbles, and gas blowouts have been documented systematically in onshore 3-D seismic surveys in Kutai Basin. Their depths vary from surface (seepage) to 39 meter, which is the typical maximum depth of seismic ...

96. PENGGUNAAN BATUGAMPING DALAM INDUSTRI PERTAMBANGAN BIJIH TEMBAGA DI PT FREEPORT INDONESIA COMPANY

Oleh: Muntadhim Ahmad;Boedijono

Abstraksi : PT Freeport Indonesia pada saat ini menambang dan mengolah lebih dari 200.000 ton/hari bijih tembaga-emas dari operasi penambangan di Irian Jaya. Untuk proses pengolahan bijih di pabrik diperlukan gamping lebih dari 200 ton/hari sebagai bahan pengatur pH dalam proses pengapungan ("flotation ...

97. SULPHIDE MINERALS IN THE EARLY JURASSIC COAL OF WESTERN AUSTRALIAN

Oleh: Nana Suwarna

Abstraksi : The Early Jurassic coal of Western Australia is located in the Mintaja and Gairdner Blocks, Hill River area, occurring within the Cattamarra Coal Measures of the Cockleshell Gully Formation. The blocks are situated approximately 280 km north of Perth, and they occupy the Hill River Shelf in the ...

98. POST-GENERATIVE ALTERATION EFFECTS ON OILS IN THE NORTHWEST JAVA BASIN

Oleh: Haposan Napitupulu;Leroy Ellis

Abstraksi : Northwest, java Basin oils, largely derived front the fluvial-deltaic to nearshore marine Talang akar Formation of Oligocene to Early Miocene age, range from heavy oils to extremely light oils and retrograde condensates, with API gravities of a suite of oils ranging from about 17° to .53°. Heavy ...

99. PELUANG FORMASI WARUKIN ATAS SEBAGAI BATUAN WADUK PADA CEKUNGAN BARITO

Oleh: Raden Idris;Redesmon Munir

Abstraksi : Cekungan Barito merupakan cekungan Tersier yang cukup produktif menghasilkan hidrokarbon, seperti di lapangan Tanjung dengan batuan waduk batuan dasar yang terekahkan serta klastik Formasi Tanjung (umur Eosen tengah akhir) dan di Lapangan Warukin Tengah, Warukin Selatan Tapian Timur dengan batuan ...

100. THE GEOLOGY, DEPOSITIONAL PROCESSES AND SOURCE MATERIAL OF THE ALLUVIAL TIN DEPOSIT IN TOBOALI DISRICT, SOUTH BANGKA, INDONESIA

Oleh: HZ. Abidin;Baharuddin;Surawardi

Abstraksi : The Indonesian tin belt is a continuation of the main range-S type granite from Thailand and Malaysia. At this time, the belt is the biggest tin alluvial production in the world. One of the island, Bangka is known as the Tin Island from which the alluvial tin has been mined up to present. Alluvial ...

101. EVALUASI KUALITAS BATUBARA BARITO UTARA DAN BARITO SELATAN, KALIMANTAN TENGAH

Oleh: Bukin Daulay;Nursarya;H BJ Wardhana

Abstraksi : Endapan batubara Kabupaten Harito Utara dan Berito Selatan terbentuk pada Formasi Tanjung Beri, Mentalat dan Warkin. Batubara yang potensial diteruskan antara lain di daerah Kunnai, Lair, Belinge, Swalang dan Men Penyebaran betubers dikontrol eich struktur lipatan dan petshan. Lapisan batubara yang ...

102. PEMODELAN GEOLOGI PADA SIMULASI RESERVOAR LAPISAN J10 LAPANGAN KUALA SIMPANG BARAT - ACEH TIMUR

Oleh: Darwin Tangkalalo;Yudi Yugantoro;Zamzam Nurzaman;M. Farid Ma'ruf;Rudiyanto

Abstraksi : Lapisan J10 adalah lapisan produktif penghasil hidrokarbon, merupakan batupasir deltaik anggota formasi Keutapang bawah yang terbentuk pada kala Miosen tengah di cekungan Sumatera Utara. Pemodelan geologi pada pekerjaan simulasi reservoar terutama dimaksudkan untuk memberikan susunan grid yang ...

103. SHALY SAND IDENTIFICATION BY USING SIX-ARM DIPMETER IMAGING DISPLAY

Oleh: Darwin Tangkalalo;Axir Arsyad;M. Farid Ma'ruf;Arus Sidanta

Abstraksi : This paper will discuss application of stz-am dipmeter to identify shaly-sand phenomenon in case its role in productivity of hydrocarbon reservoirs of the oil wells. Six-arm dipter that consists of six pads is an advance development of the previous dipter tool that has only four pads. With more ...

104. PEMANFAATAN LEMPUNG SEBAGAI BAHAN BAKU BATA DAN GENTENG DI DAERAH MERAUKE, IRIAN JAYA

Oleh: M. Ruslan;Priyo Hartanto

Abstraksi : Merauke adalah salah satu ibukota kabupaten terletak dibagian ujung timur pulau Irian Jaya, yang merupakan pulau terbesar di kawasan Indonesia. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan material bangunan di daerah Merauke, pemerintah daerah setempat mencoba untuk melihat potensi lempung yang dapat ...

105. KETERKAITAN UNSUR JARANG TERHADAP MINERAL BERAT DI PERAIRAN GUNDI, BANGKA SELATAN

Oleh: Noor Cahyo

Abstraksi : Berdasarkan hasil analisa unsur terhadap 8 contoh sedimen permukaan dasar laut di Perairan Gundi, Bangka Selatan, yang kemudian dianalisa dengan menggunakan metode ICP (Inductively Coupled Plasma), dapat diketahui konsentrasi kandungan unsur Niobium (Nb) dan unsur Tantalum (Ta). Selain itu ...

106. PENGAMATAN BATUBARA SECARA MEGASKOPIS DAN MIKROSKOPIS ADAKAH KAITANNYA?: STUDI KASUS BATUBARA PERTH, AUSTRALIA BARAT

Oleh: Binarko Santoso

Abstraksi : Studi petrologi secara megaskopis dan mikroskopis ini dilakukan dengan cara mempelajari batubara Perem Cekungan Perth, Australia Barat. Secara megaskopis batubara Perth didominasi oleh litotipe dull dan dull banded, dikuti oleh bright banded dan banded, dan mengandung sedikit bright. Variasi ...

107. HUBUNGAN ANTARA FENOMENA PETROGRAFIS DENGAN SIFAT-SIFAT FISIK DALAM UJI KUALITAS MARMER

Oleh: Sudarsono;M. Ulum A. Gani

Abstraksi : Pengujian sifat-sifat fisik marmer yang meliputi uji kuat tekan, ketahanan aus, daya serap air, berat jenis, porositas, dan kekekalan bentuk telah dilakukan terhadap lima buah conto marmer yang berasal dari daerah Bulupanampu Sulawesi Selatan untuk mengetahui kualitas daripada marmer tersebut. ...

108. SKARN EMAS WABU, IRIAN JAYA, INDONESIA

Oleh: ALLEN, John M;SUNYOTO, Wahyu;SOEBARI, Lasito

Abstraksi : Endapan skarn emas Wabu terletak di punggungan tengah jalur orogenesa Irian Jaya yang terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua Australia dan komplek busur kepulauan diutaranya. Skarn dan intrusif porpiri yang berumur Miosen atas terjadi dibagian footwall sesar Derewo, sebuah sesar geser naik ...

109. PETROGRAFI DAN GEOKOMIA GRANITOID SULA; IMPLIKASINYA TERHADAP ASAL USUL KEPULAUAN SULA

Oleh: Basuki, N.L.;Soeria-Atmadja, R.

Abstraksi : Kepulauan Sula terdiri dari P. Sulabesi, P. Mangole, dan P. Taliabu. Batuan dasar di Kepulauan Sula terdiri dari batuan malihan Karbon dan batuan beku. Batuan dasar di bagian timur P. Mangole tersusun dari (i) amfibolit yang diterobos oleh korok basalt Perm-Karbon, (ii) tubuh granitoid yang terdiri ...

110. Rb, Sr, Zr, Ba and and Y PATTERN AS INDICATOR MINERALIZATION IN THE CIKOTOK ORE GROUP (COG)

Oleh: Djadjang Sukarna;Yanus Noya

Abstraksi : The Cikotok Ore Group (COG) is epithermal gold deposit containing polymetallic minerals. The mineralization occurs in large sulfide-bearing quartz veins, lenses and hydrothermal breccias. The mineralization hosts are the volcanic rocks of Old Andesite which is altered to chlorite-epidote-carbonate ...

111. GEOLOGI DAN GEOKIMIA KERABAT GRANIT ANGGI PERMO-TRIAS DI BLOK KEMUM, KEPALA BURUNG

Oleh: Amiruddin

Abstraksi : Granit Anggi adalah suatu kerabat pluton, terdiri dari berbagai ukuran yang terbentuk bersama proses malihan regional dan tersingkap di bagian timur Blok Kemum, Kepala Burung, Irian Jaya. Batuan tersebut berasosiasi dengan batuan malihan berderajat menengah sampai tinggi. Secara geokronologi umur ...

112. STRUKTUR KELURUSAN PADA CITRA LANDSAT SEBAGAI CERMIN POLA SESAR IMPLIKASINYA DENGAN ZONA MINERALISASI DI DAERAH GOMBONG

Oleh: Tri Hartono;Toto A.F. Sumantri

Abstraksi : Pola struktur kelurusan hasil penafsiran citra LANDSAT daerah Gombong di lapangan dibuktikan oleh struktur geologi berupa sesar. Sesar-sesar ini memotong satuan batuan breksi andesit Formasi Gabon yang berumur Oligosen Akhir Miosen Awal dan satuan batugamping Formasi Kalipucang berumur Miosen ...

113. MINERALISASI HIDROTERMAL DI DAERAH GOMBONG SELATAN, KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH

Oleh: Toto A.F. Sumantri;Tri Hartono

Abstraksi : Asosiasi ubahan serisitisasi dan propilitisasi menandai mineralisasi hidrotermal di Daerah Gombong Selatan, Jawa Tengah. Mineral karbonat yang sangat dominan sebagai asosiasi mineral ubahan dan pengisi urat menyarankan fluida hidrotermal pembentuknya kaya dengan C02. Mineral bijih yang terbentuk ...

114. GUNUNG PANDUNG, KALIMANTAN BARAT

Oleh: Y. Noya;E. Rusnama;Sam Supriatna

Abstraksi : Daerah Gunung Pandung-Banyi terletak lebih kurang 5 km selatan Kota Bengkayang, Kalimantan Barat. Daerah ini merupakan wilayah eksplorasi Norhernera Eka Saga. Sepuluh buah contoh batuan dari daerah ini telah dianalisa secara petrografi yang terdiri dari granit, breksi hidrothermal dan batuan ...

115. PENELITIAN GEOMAGNET PADA ZONA MINERALISASI LOGAM DASAR (Pb dan Za) DI DAERAH MANYELI, PUJUT, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

Oleh: M. Ulum A. Gani;Sri Indarto

Abstraksi : Penelitian geomagnet pada zona mineralisasi dilakukan di daerah Manyeli, Pujut, Lombok Tengah yang terletak sekitar 40 Km di sebelah Selatan kota Mataram. Dalam pengukuran geomagnet dibuat 12 lintasan dengan arah U 60° T yang jumlah titik pengamatannya 400 buah. Jarak lintasan 30 meter dan jarak ...

116. STUDI MINERALISASI CEBAKAN EPITERMAL Au-Ag-Te DI DAERAH CINEAM, TASIKMALAYA, JAWA BARAT

Oleh: Bambang Nugroho Widi

Abstraksi : Keberadaan endapan Au-Ag-Te di daerah Cineam telah memberikan petunjuk penting khususnya dalam mengungkapkan keterjadian mineralisasi di daerah timur jalur Pegunungan Selatan Jawa Barat. Alterasi dan mineralisasi yang terjadi di daerah dicirikan oleh hadirnya sejumlah uat kuarsa yang mengandung ...

117. RE-EVALUASI KEDUDUKAN BIDANG MINERALISASI 179 DI TEROWONGAN REMAJA, KALAN, KALIMANTAN

Oleh: Soeprapto Tjokrokardono;Tunggul Tampubolon Retno Witjahyati;Widiyanta;Robert Tambunan

Abstraksi : RE-EVALUASI KEDUDUKAN BIDANG MINERALISASI 179 DI TEROWONGAN REMAJA. Menghilangnya mineralisasi 179 pada beberapa ruas terowongan pada percobaan pembongkaran bijih di level 450m maupun 460m telah mendorong dilakukannya evaluasi ulang kedudukan bidang 179. Evaluasi dilakukan dengan cara pengamatan ...

118. PENGOLAHAN BIJIH TIMAH PRIMER DENGAN METODE MAGNET

Oleh: Bela Dini;Ulum A. Gani

Abstraksi : Pengolahan Bijih Timah Primer Batu Besi Manggar Belitung dilakukan untuk mendapatkan umpan konsentrat yang memenuhi syarat untuk peleburan. Berdasarkan penelitian geologi, Endapan timah primer ini terletak di daerah kontak batuan beku granit dan metasedimen (batu pasir dan batu lempung), sedangkan ...

119. KANDUNGAN KASITERIT DI PERAIRAN SELATAN KALIMANTAN (Lembar 1511)

Oleh: Noor Cahyo Koesnadi H.S;A. Setyanto;N. Sukmana

Abstraksi : Daerah penyelidikan meliputi bagian utara L. Jawa dan Perairan Sunda Kalimantan atau Lembar Peta 1511 (Bakosurtanal, 1980 skala 1: 250.000). Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah, selain mengadakan pemetaan geologi dasar laut bersistem juga antara lain untuk mengetahui kandungan dan ...

120. CITRA TAHANAN-JENIS LAPANGAN PANASBUMI KAMOJANG: SEBUAH HASIL PEMODELAN DUA-DIMENSI DATA MAGNETOTELURIK

Oleh: Eka M. Onwardana;Djedi S. Widarto;Totok Darijanto;Sayogi Sudarman

Abstraksi : Sigian magnetotelurik frakuensi-dengar sumber buatan (Controlled-Source Audio-frequency Magnetoteluric, CSAMT) dilakukan melalui lintasan memotong secara radial zona anomali rendah tahanan-jenis Schlumberger di lapangan panasbumi Kamojang. Pengukuran medan elektromagnetik dilakukan pada jangkauan ...

121. GEOLOGI BAWAH TANAH LAPANGAN PANASBUMI LAHENDONG SULAWESI UTARA

Oleh: Tafif Azimudin;Drajat Budi Hartanto;Iskandar Dadang Sanusi

Abstraksi : Lapangan Lahendong merupakan lapangan panasbumi pertama yang dikembangkan di wilayah Sulawesi dan direncanakan pada Tahap Pertama dapat memasok uap eqivalen dengan energi listrik sebesar 20 MWe. Sampai saat ini sudah dilakukan pemboran 7 (tujuh) sumur eksplorasi dan 8 (delapan) sumur ...

122. SST'S RECORD IN PORITES SP. FROM SERIBU ISLAND, JAVA SEA, INDONESIA

Oleh: Hantoro W.S.;Gagan M.K.;Shofiyah S.;Lynch H., Cali J.;Sebowo E.;Sanyoto A.

Abstraksi : Seribu islands had been developed following sea level oscillation of glacio-eustacy since Quaternary period. General North-South axis of the island seems to be controlled by the seasonal change of wind and local current direction than the morphology of substratum of sedimentary rocks. The island ...

123. IMPLIKASI TEKTONIK TERHADAP KERANGKA STRUKTUR DI DAERAH PEGUNUNGAN LATIMOJONG DAN SEKITARNYA, SULAWESI SELATAN

Oleh: MAC Endharto

Abstraksi : Geologi dan tatanan tektonik Pegunungan Latimojong termasuk di dalam mintakat (terrain) lengan barat Sulawesi atau bagian dari tepi tenggara paparan (lempeng kontinen) Sunda, secara administratif termasuk Propinsi Sulawesi Selatan. Batuannya dicirikan oleh satuan batuan malihan berderajat rendah ...

124. PEMETAAN KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API LAMONGAN

Oleh: Wawan Irawan;Sutikno Bronto

Abstraksi : Gunung Api Lamongan termasuk ke dalam kabupaten Lumajang, propinsi Jawa Timur dengan posisi geografis puncaknya terletak pada 75° 59? LS dan 113° 20,5' BT. Banyak manfaat yang dapat diambil dengan keberadaan G. Lamongan bagi masyarakat di sekitar gunung tersebut, tetapi disamping itu gunung api ...

125. ANALISA DINAMIK TEGASAN PURBA PADA SATUAN STRATIGRAFI PULAU SUMBA DITINJAU DARI STUDI SESAR MINOR DAN KEKAR TEKTONIK

Oleh: Chalid Idham Abdullah

Abstraksi : Pulau Sumba terletak dalam deretan pulau-pulau bagian selatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Posisi unik dari Pulau Sumba yang merupakan kepingan kerak kontinen, terletak diperbatasan antara sistem penunjaman "Sunda" di sebelah barat dan sistem tumbukan "Banda" di sebelah timur serta memisahkan ...

126. PENAFSIRAN BARU TERHADAP PERBUKITAN GENDOL, MUNTILAN, JAWA TENGAH

Oleh: Bambang Prastistho;Joko Soesilo

Abstraksi : Perbukitan Gendol, Muntilan, Jawa Tengah disusun oleh breksi bersisipan batupasir tufan berbatuapung yang telah lapuk kuat. Kedudukannya miring ke timur laut sebesar kurang dari 10°. Breksi lahar berfragmen andesit dalam matrik wacke vulkanik. Fenokris lamprobolit, andesin dan diopsid khas pada ...

127. PERUBAHAN MORFOLOGI KAWASAN PUNCAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DAERAH BAHAYA GUNUNGAPI, KASUS G. SEMERU

Oleh: Isya N. Dana;S. Dirasutisna

Abstraksi : Perubahan morfologi dapat disebabkan oleh faktor dalam dan faktor luar bumi. Faktor dalam antara lain berupa letusan gunungapi yang mengeluarkan rempah letusan dan membentuk morfologi baru. Morfologi tersebut dapat menjadi tanggul alam yang menghalangi arah luncuran hasil erupsi berikutnya. Sejak ...

128. STUDI PENDAHULUAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI PROPINSI SULAWESI SELATAN BAGIAN SELATAN

Oleh: Surono;E. Haryono;Haris L.L.;Danaryanto;U. Suganda

Abstraksi : Bagian selatan Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai kantong-kantong daerah yang sangat sulit mendapatkan air pada musim kemarau. Sebagian dari kantong-kantong daerah tersebut dihuni oleh masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sejalan dengan program pemerintah untuk mengentaskan rakyat dari ...

129. PENGARUH PROSES PELARUTAN PADA POLA RONGGA DI DAERAH BATUGAMPING SAWANGAN - NUSA DUA PROPINSI BALI

Oleh: Bekti Djatmiko;Vijaya Isnaniawardhani

Abstraksi : Daerah Sawangan, termasuk dalam wilayah Kawasan Wisata Nusa Dua Propinsi Bali. Daerah ini secara umum litologinya disusun oleh batugamping yang dapat dibedakan menjadi batugamping kristalin, kalkarenit dan gabungan antar kóduanya. Batuan telah mengalami proses tektonik, pelapukan, pelarutan dll. ...

130. KARAKTERISTIK HIDROLOGI TERHADAP BENCANA BANJIR DAN GERAKAN TANAH DAS WAY LIMAU DI DAERAH CUKUHBALAK, LAMPUNG

Oleh: Saiman Kesumadharma;Saifudin

Abstraksi : Daerah Cukubbalak berada di wilayah barat daya dari Propinsi Lampung. Di daerah ini bencana alam yang paling menonjol adalah banjir bandang dan tanah longsor. Daerah aliran sungai (DAS) terbesar di daerah ini yaitu DAS way Limau seluas 160 km2 dan terbagi kedalam 5 Sub DAS; Damaru, Kurungdamar, ...

131. SUMBERDAYA AIR DI DAERAH LIWA, LAMPUNG BARAT POTENSI DAN KONDISI PEMBATAS PENGGUNAANNYA

Oleh: Priyo Hartanto;M. Ruslan;Eko Soebowo

Abstraksi : Dataran tinggi Liwa yang sebagian wilayah merupakan Ibukota Kabupaten Lampung Barat, dalam pengembangannya salah satunya akan diarahkan untuk sektor pertanian dan perkebunan. Untuk itu pemahaman akan potensi sumberdaya air merupakan pendukungnya. Wilayah ini terdapat dua satuan pembawa air, yaitu ...

132. PEMILIHAN KONFIGURASI DAN JENIS PENDUGAAN GEOLISTRIK BERDASARKAN PEMAHAMAN TIPOLOGI SISTIM AKIFER AIRTANAH DAERAH SURVAI EKSPLORASI HIDROGEOLOGI (Daerah kajian Kawasan Karst Gunung Kidul, Yogyakarta; Kawasan Volkanik Bandung Selatan, Jawa Barat; Kawasan Dataran Aluvial, Riau, Palu-Sulawesi Tengah, V

Oleh: Fajar Lubis;Deny Juanda P.

Abstraksi : Survai geolistrik pada beberapa kawasan eksperimental yaitu pada sistim akifer karst di Gunung Kidul, Yogyakarta, dengan menggunakan konfigurasi Bristow dan Mise a la masse, menghasilkan rekonstruksi aliran sungai bawah tanah, pada sistim akifer endapan volkanik di Bandung Selatan-Jabar, dengan ...

133. STUDI POTENSI SUMBERDAYA AIRTANAH DI PULAU KECIL KAPOPOSANG, PANGKEP, SULAWESI SELATAN

Oleh: Edi Prasetyo Utomo;Saifudin

Abstraksi : Salah satu masalah yang paling menonjol di Pulau kecil Kapoposang bilamana akan dikembangkan sebagai daerah obyek wisata adalah persediaan airtanah tawar. Guna mengantisipasi hal tersebut telah dilakukan penelitian kondisi geohidrologi pulau tersebut, antara lain dengan cara uji kelulusan air, ...

134. KAJIAN HIDROLOGI KAITANNYA DALAM PEMBENTUKAN TATA RUANG DI KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh: Saifudin;L. Hadi S.

Abstraksi : Evaluasi potensi sumberdaya air di Kabupaten Majalengka telah dilakukan untuk tujuan pengaturan rencana tata ruang. Potensi sumberdaya air merupakan komponen penting dalam pengaturan rencana tata ruang. Berdasarkan hasil penafsiran citra Landsat, survei hidrologi dan pengumpulan data hidrologi, ...

135. IDENTIFIKASI KANDUNGAN AIR TERIKAT DAN FLUIDA BEBAS PADA RESERVOIR RESISTIVITY RENDAH BATUPASIR FORMASI CIBULAKAN ATAS DI JAWA BARAT UTARA (SUATU APLIKASI RESONANSI MAGNETIC INTI)

Oleh: Siswantoro M.P.;Irzan Yuswar TB Indra

Abstraksi : Interpretasi hasil perekaman alat logging konvensional guna mengetahui jenis kandungan fluida pada lapisan batupasir marine formasi Cibulakan Atas seringkali mengalarni ketidakpastian karena adanya air terikat. Air terikat ini mempengaruhi respons alat logging resistivitas terhadap formasi, ...

136. LANDSPREADING: AN OPTION FORHANDLING WATER BASE DRILLING MUD WASTE MANAGEMENT, IN ARUN FIELD

Oleh: Achmad Hamdani;Eddy Hermanto

Abstraksi : One of the major problems encountered as we approach a new century is environmental pollution. Environmental pollution can not be accepted as inevitable for technological society. Soll contaminated by oil and other pollutant is a pervasive problem to the environment. Drilling activities in oil and ...

137. PENGUJIAN SIFAT KETEKNIKAN TANAH DI DAERAH LIOH, LIWA, LAMPUNG BARAT BERDASARKAN DATA DUTCH CONE PENETROMETER DAN LABORATORIUM

Oleh: Y.S. Wibawa;Eko Soebowo;Herryal Z. Anwar;Yugo Kumoro;Saiman K.

Abstraksi : Pengujian sondir dan beberapa contoh tanah untuk mengetahui susunan lapisan tanah bawah permukaan secara dangkal beserta sifat fisik, dan mekanik telah dilakukan di daerah Lioh, Lampung Barat Pengujian lapangan sondir sebanyak 12 titik telah diselesaikan perhitungan beserta grafiknya. Selanjutnya ...

138. KONDISI GEOLOGI TEKNIK PADA RENCANA JALAN ANTARA SIGOMPULON-HURABA, KABUPATEN TAPANULI TENGAH, SUMATERA UTARA

Oleh: Yugo Kumoro;M. Ruslan

Abstraksi : Perencanaan trase jalan antara Sigompulon - Huraba sepanjang 42,5 km merupakan bagian dari program pembangunan jalan alternatif yang menghubungkan kota Tarutung dan Sibolga, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi teknik secara detil guna mendukung pembuatan desain ...

139. PENGARUH ENDAPAN LEMPUNG MARIN TERHADAP TANAH MENGEMBANG DAN GERAKANTANAH DI DAERAH GUNUNGPATI, SEMARANG SELATAN, JAWA TENGAH

Oleh: Herry Purnomo;Agoes Darsoatmodjo;Sutikno

Abstraksi : Pengendapan lempung Marin banyak tersebar di wilayah Pulau Jawa, sebagai salah satunya terdapat di wilayah Semarang Selatan, Jawa Tengah. Karena sifatnya yang "over consolidated", endapan lempung ini dapat menyebabkan mudah mengembang apabila jenuh air dan mudah mengkerut apabila bersifat kering. ...

140. PERANAN AHLI GEOLOGI DALAM PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT YANG EKONOMIS DAN RAMAH LINGKUNGAN

Oleh: Budi Sulistijo;Chusharini Chamid

Abstraksi : Indonesia mempunyai kekayaan alam yang berorientasi ekspor dan bernilai tinggi seperti emas, intan, batubara, tinah putih maupun minyak mentah. Karena adanya UU No. 11 tahun 1967 yang membatasi usaha pertambangan rakyat, sehingga sangat sulit/tidak mungkin rakyat Indonesia untuk hidup layak dari ...

141. PENGINTEGRASIAN DATA DAN INFORMASI GEOLOGI KELAUTAN MENDUKUNG PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN (KAPPEL) DI ERA REFORMASI

Oleh: Hardi Prasetyo

Abstraksi : Di era Reformasi pada dekade awal Abad ke-21, keberadaan teknologi Penginderaan Jauh (Inderaja), SIG (Sistem Informasi Geografi), INTERNET dan Global Positioning System (GPS) telah semakin dimanfaatkan pada berbagai sekala untuk menghasilkan data dan informasi geologi kelautan, selanjutnya ...

142. KONSERVASI GEOLOGI DANAU DIATAS, DANAU DIBAWAH DAN DANAU TALANG, ALAHAN PANJANG, SOLOK, SUMATERA BARAT

Oleh: Nana Ratman;Adang Hendarsyah

Abstraksi : Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang (D. Taswalang) - Solok, Sumatera Barat - merupakan objek wisata alam yang indah dan unik karena ketiganya terletak berdekatan tetapi ketinggiannya berbeda-beda. D. Taswalang terbentuk dalam suatu depresi tektonik memanjang pada arah baratlaut - tenggara, ...

143. PROSES HIRARKI ANALITIK UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN GEOLOGI STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN KOTA DI TIMOR-TIMUR

Oleh: Djoko Sunarjanto

Abstraksi : Setiap kegiatan ahli geologi dalam melakukan tugas baik perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan sampai dengan analisis manfaat biaya, akan selalu dihadapkan pada situasi untuk mengambil keputusan dari berbagai alternatif yang tersedia. Dalam permasalahan geologi yang kompleks sering ...

144. PENGEMBANGAN METODE ANALISIS HIDROGRAF ALIRAN UNTUK PERHITUNGAN BANJIR RENCANA DI DAS WELARAN, KABUPATEN KEBUMEN

Oleh: Saifudin;Chusni Ansori

Abstraksi : Hidrograf merupakan gambaran air yang dihasilkan oleh daerah aliran sungai. Bentuk dan ukuran hidrograf dipengaruhi oleh faktor morfometri DAS yang meliputi luas, bentuk, kelerengan, pola aliran sungai, kerapatan aliran, dan landaian sungai. Disamping itu faktor tanah, iklim (curah hujan) dan ...

145. KAJIAN TANAH LONGSOR PADA POROS JALAN SUNGGUMINASA - MANIMPAHOI (KM. 84-97), KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN

Oleh: Hamriani Ryka;Busthan Azikin H. Djamaluddin

Abstraksi : Poros jalan Sungguminasa-Manimpahoi merupakan jalur transportasi utama Ujung pandang - Sinjai Barat dan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai yang pada dewasa ini semakin ramai dilewati kendaraan roda empat. Poros jalan tersebut melewati daerah perbukitan dengan curah hujan yang tinggi menyebabkan poros ...

146. APLIKASI GEOLOGI DALAM PENENTUAN LOKASI BUANGAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (STUDI KASUS DI JAWA BARAT)

Oleh: Dodid Murdohardono;Untung Sudarsono

Abstraksi : Perluasan kawasan industri akan menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B-3) yang menbahayakan lingkungan, sehingga harus dikelola untuk mencegah timbulnya pencemaran lingkungan. Persyaratan lokasi penimbunannya harus memenuhi kriteria bebas banjir, mempunyai tanah dasar kedap air dan ...

147. GEOTEKNIK TEMPAT BUANGAN SAMPAH DOMESTIK DAN INDUSTRI DIY YOGYAKARTA DI KABUPATEN BANTUL

Oleh: Wahyudin;Hermawan;M. Wafid AN

Abstraksi : Laju pertumbuhan industri di Kotamadya dan Kabupaten di DI. Yogyakarta sangat pesat, hal ini diikuti peningkatan sampah industri dan domestik. Sampah, saat ini telah menjadi masalah lingkungan dan sosial. guna mengatasi masalah tersebut diharapkan peran Geoteknik di dalam penentuan lokasi buangan ...

148. THE COASTAL GEOMORPHOLOGY IN THE VICINITY OF THE JENEBERANG RIVER MOUTH AFTER THE CONSTRUCTION OF BILI-BILI DAM

Oleh: Budi Rochmanto;Chaeruddin Rasyid;Rohaya Langkoke

Abstraksi : ...

149. STUDI KARAKTERISTIK PANTAI BAGIAN BARAT TELUK MANDAR SULAWESI SELATAN

Oleh: Budi Rochmanto;M. Khalil

Abstraksi : Teluk Mandar merupakan kawasan pantai Barat Sulawesi Selatan yang terletak di bagian Utara. Ada beberapa sungai yang bermuara di kawasan ini antara lain S. Saddang dan S. Mandar. Sungai-sungai tersebut banyak membawa material sedimen dari bagian hulunya. Aktivitas tektonik di sekitar kawasan ini ...

150. PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN LAUT DENGAN TEKNOLOGI INDERAJA

Oleh: Nani Hendiarti;Afiat Anugrahadi

Abstraksi : Karakteristik Perairan Indonesia banyak dipengaruhi oleh massa air di Pasifik dan massa air Hindia, serta bentuk permukaan dasar laut yang unik. Hal ini memungkinkan terjadinya pertemuan atau bercampurnya kedua massa air tersebut yang biasa disebut dengan 'sea front. Lokasi 'sea front' dapat ...

151. PERAN AHLI GEOLOGI UNTUK MENANGGULANGI BENCANA GEOLOGI DI WILAYAH BALI - NUSA TENGGARA

Oleh: Heryadi Rachmat;Yuliadi Ismono

Abstraksi : Wilayah Bali Nusa Tenggara adalah bagian dari deretan pulau di Indonesia yang merupakan tempat dimana tiga lempeng berukuran benua (lempeng Hindia-Australia, Pasifik dan Eurasia) berinteraksi dan berbenturan satu dengan yang lain. Batas lempeng ini adalah bagian sangat labil dan ditandai oleh ...

152. POTENSI GEOWISATA DI KAWASAN GUNUNGAPI BATUR, PROPINSI BALI

Oleh: Heryadi Rachmat;Agus Sugiato

Abstraksi : Gunung Batur (1717 m) terletak di Pulau Bali pada posisi 8°14'30" LS dan 115°22"30" BT dan merupakan gunungapi aktif tipe A yang terdiri dari beberapa kawah baru (aktif) muncul pada kaldera yang merupakan salah satu terbesar di Indonesia maupun dunia. Kaldera ini dikenal dengan nama Kaldera ...

153. KARAKTERISTIK GERAKAN TANAH PADA SATUAN BREKSI VOLKANIK DI DAERAH KAPAHIANG, KABUPATEN REJANG LEBONG, BENGKULU

Oleh: Herryal Z Anwar;Yugo Kumoro;Saiman K.

Abstraksi : Studi ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan upaya mitigasinya yang terjadi pada ruas jalan antara Bengkulu - Kapahiang, tepatnya pada km 49,5. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gerakan tanah ini terjadi pada satuan batuan volkanik yang berumur Kuarter. Daerah ini termasuk dalam sistim ...

154. TEKNO-EKONOMI PENAMBANGAN PASIR KUARSA DI TANJUNG BATU ITAM, P. BELITUNG

Oleh: A. Sutomo;Piadi M. Safei Siregar

Abstraksi : Pasir kuarsa ditambang selain untuk diambil SiO2-nya juga digunakan sebagai agregat halus dalam campuran beton. Kebutuhan pasir untuk agregat halus di daerah Jawa terutama kota Jakarta semakin meningkat, sedangkan tambang pasir di sekitar kawasan ini menimbulkan masalah lingkungan dan sosial. Di ...

155. PROSES SEDIMENTASI DAN LINGKUNGAN DI TELUK BIMA

Oleh: Deny Setiadi;MA. Pasaribu;B. Dharmawan;N. Sukmana

Abstraksi : Sedimentasi merupakan suatu proses alam yang di dalamnya termasuk proses erosi, pengangkutan, pengendapan dan pemadatan sedimen, proses tersebut merupakan suatu proses yang cukup kompleks, dimana masalah sedimentasi merupakan masalah yang cukup serius di Teluk Bima terutama di bagian selatan yang ...

156. EROSI PANTAI DI SEKITAR KOTA MEULABOH, ACEH BARAT

Oleh: Wahyu Budi Setyawan

Abstraksi : Pengamatan terhadap erosi pantai di sekitar Kota Meulaboh dilakukan mulai dari Suak Raya sampai Padang Seurahet, yang meliputi garis pantai sepanjang kurang lebih 10 km. Bukti-bukti erosi pantai terlihat di sepanjang 95 % garis Erosi dikontrol oleh kombinasi antara faktor-faktor iklim, oseanografi ...

157. METODA PENYUSUNAN PETA GEOLOGI LINGKUNGAN (Pada CCOP Coastplan Jakarta Bay Project)

Oleh: Hardoyo Rajiyowiryono;Andiani Djarwoto;Rudy Suhendar;Dandun L. Marhento

Abstraksi : a. Metoda penggabungan nilai (value summation). Metoda ini pada dasarnya adalah menggabungkan nilai yang sama ke dalam satu unit baru tumpang susun, apabila dalam penggabungan ada nilai yang berbeda, maka nilai yang lebih buruk akan mengalahkan nilai yang lebih baik atau hasil tumpang susun dinilai ...

158. DIGITAL DATA BASE FOR MAXIMUM RIVER RUNOFF ANALYSIS

Oleh: Robert M. Delinom;Ahmad Sule Saifuddin

Abstraksi : The Knowledge of surface runoff over an area is very helpful in various analysis to predict the flood hazard, to build a dam, and water supply arrangement for irrigation. For this purposes, by using the rational method the runoff of an area can be predicted, and the amount of water passing through ...

159. PROPOSED MANAGEMENT FOR LAKE BRATAN, LAKE BUYAN, AND LAKE TAMBLINGAN, BALI

Oleh: Robert M.Delinom;Ade Suriadarma;Dadan Suherman

Abstraksi : The lakes of Bratan, Buyan, and Tamblingan were studied in term of bio-geo-physical factors such as hydrology, water balance, aquatic biota, soil, hydro-chemistry, geology geomorphology, and land use, in order to perform an appropriate lake management as there are no outlet from these three lakes ...

160. LANDSLIDE POTENTIAL AREA DELINEATION ALONG CADAS PANGERAN ROAD USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

Oleh: Robert M. Delinom;Pratama Pudjastiar

Abstraksi : The landslide can occur in one area is mostly caused by some factors such as, the amount of rainfall over the area, the scale of soil or rock strength, and human activity in changing the slope steepness. In order to maintain all landslides potentially, it needs a correct and renewable information ...

161. GEOLOGI WILAYAH PESISIR TANO - MALUK SUMBAWA BARAT MERUPAKAN ASET WISATA

Oleh: Yudi Darlan;Rina Zuraida;I Wayan Lugra Abdul Wahib;Beben Rachmat

Abstraksi : Wilayah pesisir Tano-Maluk Sumbawa Barat tidaklah ketinggalan dengan daerah wisata pesisir lainnya di negeri ini. Morfologi sedimen dan kondisi perairan wilayah pesisir Tano-Maluk mempunyai karakteristik tersendiri. Selain itu kelestarian kawasan ini masih sangat alami. Survei geologi wilayah ...

162. PENANGANAN ASPEK LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN KERJA DI DAERAH TUMPANG TINDIH KEGIATAN MIGAS & BATUBARA : STUDI KASUS DAERAH KALIMANTAN TIMUR

Oleh: Achmad Hamdani;Fadjar Hadijanto;Heru Riyanto

Abstraksi : Banyaknya tumpang tindih kegiatan dalam satu areal pada sektor pertambangan, khususnya industri minyak dan gas bumi dengan sektor kehutanan, perkebunan, maupun dengan pertambangan umum (batubara) mengakibatkan dampak yang tidak menguntungkan bagi masing-masing sektor, karena dalam pelaksanaannya ...

Copyrights © 2018 Mandiri Solusi Informatika (MSI). All rights reserved