News Details

  • 07-06
  • 2013

PELUNCURAN PETA METALOGENI INDONESIA

Selasa, 4 Juni 2013, bertempat di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Badan Geologi sebagai unit di bawah Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral meluncurkan Peta Metalogeni Indonesia skala 1:5.000.000 serta buku Magmatism in Kalimantan. Peta tersebut merupakan hasil kajian yang juga melibatkan pihak akademisi dan praktisi industri pertambangan dan yang terkait. IAGI, dalam hal ini melalui anak organisasinya MGEI, juga mengawal dan berperan aktif di dalamnya, sejak Focus Group Discussion "Indonesian Metallogenic Map and Exploration Strategy" di Badan Geologi pada Desember 2011. Acara dibuka oleh Dr. R. Sukhyar selaku Kepala Badan Geologi dan dilanjutkan oleh keynote speaker yang mewakili praktisi industri yaitu Sekjen MGEI Arif Zardi dan mewakili akademisi Dr. Lucas Donny (Dosen Teknik Geologi UGM).  Dalam pidato pembukaan, Dr. R. Sukhyar mengucapkan terima kasih kepada MGEI-IAGI atas kemitraan aktifnya selama penyusunan peta ini dan berharap kemitraan tersebut bertahan ke depannya karena peta metalogeni pastinya bersifat dinamis atau terus mengalami update, baik dalam hal skala atau ukuran, kedetilan, dan kajian sainsnya. [caption id="attachment_1139" align="aligncenter" width="300"]Diskusi Panel Peta Metalogeni Indonesia Diskusi Panel Peta Metalogeni Indonesia[/caption]

[caption id="attachment_1138" align="aligncenter" width="300"]Peluncuran Peta Metalogeni Indonesia Peluncuran Peta Metalogeni Indonesia[/caption]

Pada dasarnya, peta metalogeni adalah peta yang memuat informasi distribusi pola sumberdaya mineral, terutama keterkaitannya dengan karakteristik geologi secara lokal. Oleh karenanya, ini penting untuk kalangan eksplorasionis, akademisi, pengusaha pertambangan, geologist, analis pertambangan dan industri mineral terkait, dan lain-lain. Sejarah perkembangan peta metalogeni Indonesia sudah dimulai tepat 100 tahun yang lalu, yaitu oleh Louis Auguste de Launary pada 1913 (yang kemudian dikuotasi oleh Lindgren, 1933). Lalu, tercatat pada tahun 1952 Westerveld pertama kali menerbitkan peta jalur magmatisme Indonesia dalam kaitannya dengan keterdapatan mineral logam, dan selanjutnya pada tahun 1994, Carlile & Mitchell menerbitkan peta yang menggambarkan busur-busur magmatisme di Indonesia yang banyak diacu didalam kegiatan eksplorasi mineral logam. Selanjutnya, peta metalogeni ini akan diunggah di website Badan Geologi dan MGEI atau dapat diperoleh di Kantor Badan Geologi, Bandung. (GP)   * Foto courtesy: website Badan Geologi