News Details

  • 01-05
  • 2015

PELANTIKAN PENGDA IAGI BALI DAN SEMINAR PERMASALAHAN AIR TANAH DI BALI

Sabtu, 25 April 2015 lalu bertempat di Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali – Nusra, Denpasar telah dilaksanakan peresmian Pengurus Daerah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bali periode 2015-2018 oleh Ketua Umum PP-IAGI. Kepengurusan baru ini menggantikan kepengurusan lama yang telah bekerja pada periode 2009-2014 di bawah kepemimpinan I Ketut Suharta. Untuk periode 2015-2018, kepengurusan dipimpin oleh I Ketut Ariantana dengan susunan pengurus sbb: Dewan Pertimbangan Koordinator   : Ir. I Ketut Suharta, MSi. Anggota         :
  1. Ir. Ida Bagus Putu Widana
  2. Ir. Dewa Made Suwirya
  3. Ir. Putu Agus Budiana, MSi.
 Ketua              : I Ketut Ariantana, ST. M.Si Wakil Ketua   : Ida Bagus Ari Chandana, ST.,M.Si. Sekretaris      : I Nyoman Wiratmo, ST. MT. Bendahara     : Ir. I Nyoman Artabudi Bidang Humas dan Publikasi : Agus Karmadi, ST.,MM Bidang Geologi Teknik: Cok. Gede Darmaputra, ST. Bidang Lingkungan dan Pertambangan : I Gede Kardiasa, ST. Bidang Sumber Daya Air : I Wayan Sudarmawan, ST.MSi Bidang Bencana Alam : Agus Sugiarto, ST. Bidang Geowisata : I Putu Sujana, ST.MSi. Kepada Pengurus Daerah Bali 2015-2018 diucapkan selamat menjalankan tugas dengan penuh semangat dan kepada Pengurus 2009-2014 diucapkan terima kasih atas dedikasinya menjalankan roda organisasi selama 5 tahun terakhir. [caption id="attachment_2119" align="alignleft" width="553"]Peresmian Pengurus Daerah Bali 2015-2018 oleh Ketua Umum PP-IAGI Peresmian Pengurus Daerah Bali 2015-2018 oleh Ketua Umum PP-IAGI[/caption]                 Isu dan permasalahan terkait kegeologian di daerah Bali sangat beragam mulai dari air tanah (dan air permukaan), mitigasi bencana, geowisata dan juga ekstraksi sumberdaya kebumian (panas bumi dan mineral industri/ batuan). Ini akan menjadi wilayah dimana Pengda IAGI Bali dapat berperan serta mengelola dan memberikan masukan kepada semua pemangku kepentingan di Bali. Setelah acara peresmian kepengrurusan Pengda, dilanjutkan dengan Seminar “Pengelolaan Air Tanah di Propinsi Bali” dengan menghadirkan banyak narasumber diantaranya:
  1. Otto Ongkosongo (mewakili PP IAGI dan Dewan Sumberdaya Air Nasional) yang membawakan topik “Air Tanah, Genesa, Eksplorasi dan Pengeboran”
  2. I Ketut Ariantana (Pengda Bali) membawakan makalah dari Badan Geologi tentang “Permasalahan Regulasi Air Tanah”
  3. Novrizal Tahar (Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali-Nusra) berbicara tentang “Perlidungan Air Tanah Berbasis Ekoregion”
  4. Putu Agus Budiana (Kepala Bidang ESDM, Dinas PU, Prop Bali) mengangkat topik “Pemanfaatan Air Tanah – realita dan permasalahan”
  5. Lilik Sudiajeng (Politeknik Negeri Bali) berbicara tentang “Program Penyelamatan Air Tanah Bali”.
  [caption id="attachment_2117" align="aligncenter" width="340"]Para narasumber seminar tentang air tanah Para narasumber seminar tentang air tanah[/caption] Seminar yang dihadiri sekitar 80-an peserta dari berbagai instansi pemerintah dan swasta di Bali ini berlangsung hingga sekitar pukul 14.00. Diskusi berjalan dinamis dengan tanya jawab dan masukan untuk pengelolaan air tanah Bali yg lebih baik. Seperti halnya di daerah lain terutama kota-kota besar, permasalahan air tanah Bali dapat diidentifikasi sebagai permasalahan di daerah imbuhan berupa penurunan resapan air (penurunan cadangan air tanah – bencana kekeringan dan peningkatan limpasan permukaan – bencana banjir), serta permasalahan di daerah lepasan berupa penurunan cadangan air tanah dan penurunan muka air tanah. Permasalahan yg lebih spesifik Bali adalah meningkatnya kebutuhan air minum terkait dengan meningkatnya jumlah wisatawan disamping pertambahan populasi residen Bali sendiri. Pertumbuhan populasi sekitar 1,27% dengan jumlah penduduk pada 2013 adalah 4.056.300 jiwa dengan tingkat kepadatan 710 jiwa per km2. Ditambah fakta bahwa perekonomian Bali sangat ditopang oleh sektor parisiwisata (perdagangan 32.14%, pertanian 17,69%, Transport dan komunikasi 11.1% dan jasa 15.08%), membuat kebutuhan akan air (air minum dan keperluan hidup sehari-hari) terus meningkat dari waktu ke waktu. Data lain yang menarik adalah bahwa produksi air minum (dari ASPADIN – Asosiasi Persh Air Minum dan Kemasan Indonesia) mencapai 20,3 miliar liter pada 2013 yang meningkat menjadi 23,9 miliar liter pada 2014. Bisa dibayangkan kenaikkan kebutuhan air minum (kemasan) sekitar 18% per tahun – ini sangat signifikan untuk dicarikan sumber pemenuhannya. Pembatalan UU No.7/ 2004 yg menjadi dasar komoditisasi sumberdaya air (yg telah menjadi usi nasional) juga mengimbas di Bali. Solusi legal formal perlu terus didorong agar pemerintah segera mengeluarkan PP dan peraturan lain terkait dng berlakunya kembali UU No.11/ 1974 (ttg Pengairan). Secara umum permasalahan terkait air tanah Bali yang perlu dicarikan solusinya (lintas sektor) meliputi:
  1. Pengambilan air tanah yang berlebihan (peningkatan jumlah penduduk dan wisatawan)
  2. Alih fungsi lahan terutama di daerah imbuhan/ resapan
  3. Kerusakan DAS
  4. Penurunan kualitas air tanah (pencemaran)
  5. Sengketa/ konflik penggunaan air
  6. Tumpang tindih lembaga pengelola
[caption id="attachment_2118" align="aligncenter" width="558"]Peserta seminar air tanah Peserta seminar air tanah[/caption] Selamat menjalankan roda organisasi para pengurus Pengda Bali, kita harapkan kontribusi Pengda Bali dapat selalu dirasakan oleh seluruh stake holder kegeologian Bali.