News Details

  • 09-12
  • 2019

GEOTHERMAL BEYOND ENERGY: POTENSI SUMBER DAYA ENERGI TERBARUKAN YANG BELUM DIKEMBANGKAN OPTIMAL.

Yogyakarta, 26 Nov 2019. Indonesia memiliki potensi sumberdaya geothermal yang sangat besar dan belum termanfaatkan secara maksimal. Potensi geothermal di Indonesia yang ada saat ini mencapai sekitar lebih dari 25 ribu (25.386 MW) yang tersebar di 349 titik di seluruh wilayah Indonesia. Namun, sampai dengan saat ini pemanfaatannya masih berada di angka 2.047 MW atau sekitar 8% dari total potensi geothermal yang ada di Indonesia. Kegiatan pengembangan geothermal merupakan suatu tahapan kegiatan yang panjang hingga 6-8 tahun mulai dari kegiatan eksplorasi, eksploitasi hingga produksi.

Hal di atas diulas ddalam Diskusi Panel tentang geothermal sebagai energi terbarukan, yang dilaksanakan di Yogyakarta, 26 Nov 2019 dalam rangka Konvensi Gabungan HAGI, IAGI, IAFMI, IATMI. Diskusi ini sekaligus mengulas buku “Geothermal Beyond Energy” yang diterbitkan oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Diskusi Panel yang dimoderatori oleh Sukmandaru Prihatmoko (Ketua Umum IAGI) menghadirkan 4 panelist. (1) Ida Nuryatin Finahari (Direktur Panas Bumi EBTKE ESDM) membawakan topik “Accelerating Geothermal Development in Indonesia”, (2) Ali Mundakir (Direktur Utama PT. Pertamina Geothermal Energy) dengan topik “Geothermal Beyond Energy”, (3) Anif Punto Utomo (Penulis Buku Geothermal Beyond Energy) mengulas tentang buku Geothermal Beyond Energy, dan (4) Muchsin Chasani Abdul Qadir (Energy Specialist World Bank) mengulas tentang “Geothermal Beyond Power Generation”. Diskusi Panel ini diikuti tak kurang dari 150 peserta yang tertarik dengan pengembangan geothermal, berasal dari kalangan profesional dan mahasiswa baik anggota maupun non anggota IAGI, HAGI, IAFMI dan IATMI.

Dalam paparannya, Ida Nuryatin memberikan gambaran tentang kebijakan energi nasional dan strategi pengembangan energi geothermal Indonesia dan energi terbarukan lainnya. Sementara itu Ali Mundakir memaparkan kemajuan pengembangan energi geotermal oleh PGE sejauh ini. Disebutkan dari 2.047MW yang sudah beroperasi di Indonesia, 1.205MW (60%) nya dioperasikan langsung oleh PGE. Tidak hanya sebagai sumber energi, pengembangan geothermal akan berkontribusi penting di beberapa sektor, antara lain (1) optimalisasi pemanfaatan energi domestic, (2) pembangunan daerah, (3) pengurangan emisi CO2, dan (2) pengembangan hubungan luar negeri (pendidikan, penguatan kapasitas sumber daya manusia).

Sementara itu Anif Punto memaparkan tentang buku Geothermal Beyond Energy yang disusunnya. Mulai dari sejarah penelitian dan pengembangan geothermal yang tahun ini sudah berusia 100 tahun, sampai dengan manfaat pengembangan geothermal bagi masyarakat luas. Muchsin Chasani mengulas bagaimana World Bank mendukung pengembangan geothermal Indonesia selama ini, dan juga efek penting program pengembangan geothermal bagi Indonesia di mata dunia.

Diskusi Panel ini telah memberikan gambaran lengkap tentang pentingnya pengembangan energi terbarukan geothermal yang potensinya sangat melimpah di Indonesia. Hal ini sangat sejalan dengan trend dunia saat ini yakni paradigm bergesernya “brown energy” ke “green energy”. Acara diakhiri dengan peluncuran buku “Geothermal Beyond Energy” yang memberikan gambaran akan manfaat geothermal yang tidak di disadari dalam hal multiplier effect untuk masyarakat setempat dan negara. (HK/ SP/ Biro Media IAGI).

Foto 1. Diskusi Panel “Geothermal Beyond Energy”


Foto 2. Pembukaan Diskusi Panel “Geothermal Beyond Energy”


Foto 3. Penutupan Diskusi Panel “Geothermal Beyond Energy”


Foto 4. Peluncuran buku “Geothermal Beyond Energy”