Hari ke-2 dalam workshop “Carbonate Sedimentology and Diagenesis: Their Impact On Reservoir Quality And Distribution” Bapak Alit Ascaria menjelaskan tentang bagaimana diagenesis sangat berpengaruh terhadap porositas batuan karbonat. Diagenesis dalam batuan karbonat bisa berupa perubahan kestabilan mineral, neomorfisme, dolomitisasi, sementasi, silisifikasi, kompaksi, dan pelarutan.
Terdapat 4 zona diagenesis karbonat. Zona pertama adalah zona vadose atau zona leaching aragonit, zona ini terdapat diatas permukaan laut, pada zona ini aragonit larut. Semen yang berkembang pada zona ini umumnya bertipe meniscus dan pendant dengan porositas yang berkembang pada zona ini berksiar sekitar 75% dengan tipe porositasnya vuggy, biomoldic dan intercrystlalline.
Zona kedua adalah Freshwater Phreatic, zona ini terletak dibawah zona vadose. Pada zona ini terjadi proses sementasi yang intensif, zona ini biasa disebut “Void filling by cement”. Tipe semen yang berkembang pada daerah ini adalah blocky spar, mozaic, dan syntaxial overgrowth. Porositas yang berkembang ini berkisar antara 20% – 30%.
Zona ketiga adalah mixing zone, pada zona ini biasanya terjadi dolomitisasi, awalnya kristal kalsit yang berbentuk bulat mozaik berubah menjadi kotak kotak lebih kecil dan menyisakan banyak rongga. Porositasnya bertipe intercrystalline dengan besar sekitar 35%.
Zona keempat adalah zona terbahwan yaitu marine phreatic, biasanya semen menjadi bertipe, fibrous, pada daerah ini tidak ada porositi yang berkembang.
Selain itu peserta juga diberi exercise berupa pengelompokan fasies karbonat berdasarkan data komponen grain dan semen pada sayatan tipis, untuk kemudian ditentukan dan lingkungan diagenesanya.
Di akhir hari kedua Pak Alit Ascaria memberikan materi mengenai cara membedakan platform karbonat dengan vulkanik dalam seismik.