Mengukur Batuan Dasar Terekahkan di Cekungan Ombilin

Oleh: An Ikhrandi

9

IAGI Learning Centre mengadakan in-house field work bersama geoscientist dari Pertamina PHE untuk mempelajari perilaku rekahan pada basement di cekungan ombilin dengan instruktur Ir. Benyamin Sapiie Ph.D. Tag line dari perjalanan kali ini adalah trip less work more sehingga nama yang dipilih adalah field work. Field work dibuka dengan class room session pada malam tanggal 4 May 2015 di The Hills Hotel untuk memberikan pengantar dan merefresh kembali materi dasar tentang rekahan di batuan. Pak Benyamin mejelaskan konsep dari terbentuknya rekahan mulai dari principal stress yakni sigma 1, sigma 2 dan sigma 3. Terbentuknya rekahan dipengaruhi oleh arah dari ketiga gaya principal stress (Gambar 1).

1

Gambar 1 Principal Stress

Pak Benyamin juga menjelaskan terbentuknya rekahan karena tiga tipe pembentukannya sebagai berikut yaitu extension (mode I), shear (mode II) dan shear (mode III) (Gambar 2). Sesar adalah rekahan yang bergerak pada bidang rekahannya dan bergerak sejajar dengan bidang rekahannya. Sedangkan rekahan membuka tegak lurus dengan bidang rekahannya.

2

Gambar 2 Tipe Pembentukan Rekahan

Pada hari pertama field work, peserta berangkat dari Bukittinggi ke daerah Silokek yang terdapat di Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung (Gambar 3). Di daerah Silokek ini tersingkap batuan dasar (basement) dari Cekungan Ombilin.

3

Gambar 3 Singkapan Granite di Silokek

Basement ini merupakan granite yang berumur Triassic-Jurrasic dengan deskripsi batuan abu-abu kemerahan, segar, euhedral-subhedral, fanerik, mineral kuarsa, ortoklas, felsik, mika. Pola dari rekahan di basement granite ini ada dua yaitu NW-SE dan NE-SW yang saling berpasangan (konjugasi). Jenis rekahan disini didominasi oleh shear fracture dan gash fracture. Semua peserta dibagi kedalam enam kelompok dan masing-masing kelompok melakukan pengukuran rekahan dengan metoda scanline (Gambar 4).

4

Gambar 4 Mengukur rekahan di basement granite menggunakan metoda scanline

Setelah selesai melakukan field work di basement granite Silokek ini, peserta melanjutkan untuk observasi singkapan beserta rekahannya di singkapan batugamping Formasi Kuantan yang berumur Permo-Karbon (Gambar 5). Deskripsi dari batugamping ini yaitu abu-abu kemerahan, segar, wackestone-packstone, beberapa tempat mengalami breksiasi, pemilahan buruk-sedang, terdiri dari bioklas dan fragmen litik, intensif rekahan. Setelah observasi di singkapan ini selesai, field work hari pertama selesai, peserta pulang kembali ke The Hills Hotel untuk mengolah data yang diukur dan menyantap sajian classroom session dari Instruktur field work Ir. Benyamin Sapiie Ph.D.5

Gambar 5 Singkapan batugamping Formasi Kuantan

Hari kedua field work peserta dimulai dengan menyambangi singkapan Konglomerat Fomasi Brani yang terdapat di daerah Tanjung Gadang Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung (Gambar 6). Singkapan ini memiliki desrkipsi batuan berupa coklat gelap, polimik, fragmen berukuran kerakal-bongkah, fragmen berupa batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen. Pada singkapan ini juga terdapat banyak fracture terutama pasangan shear fracture yang jelas teramati. Peserta juga mengukur secara kedudukan dan orientasi dari fracture disini dan ternyata memiliki orientasi yang relatif sama dengan shear fracture di Granite Silokek yakni NE-SW dan NW-SE.

6

Gambar 6 Singkapan Konglomerat Formasi Brani

Kemudian peserta melanjutkan field work ke singkapan Marble dari Formasi Kuantan yang berumur Permo-Karbon di daerah Tanjung Lolo (Gambar 7). Singkapan marble ini memiliki deskripsi sebagai berikut, putih kemerahan, granoblastik, terdiri dari kalsit. Pada singkapan ini peserta juga mengukur kedudukan rekahan dan didapat kedudukan dominannya berarah NE-SW.

7

Gambar 7 Singkapan marble Formasi Kuantan di Tanjung Lolo

Field work kemudian dilanjutkan ke singkapan Andesit yang berumur Permian di daerah Silungkang (Gambar 8). Singkapan ini memiliki deskripsi sebagai berikut abu gelap, afanitik-porfiritik, mineral plagioklas, kuarsa dan mineral mafik. Di sepanjang singkapan ini juga terdapat rekahan yang intensif namun peserta tidak melakukan pengukuran scanline disini. Setelah melakukan observasi peserta melanjutkan field work ke singkapan yang terakhir.

8

Gambar 8 Singkapan andesi di Silungkang yang berumur Permian

Singkapan field work yang terakhir yakni Granite wash di daerah Lasi yang berumur Triasic-Jurrasic. Singkapan ini memiliki deskripsi putih keabuan, segar, euhedral-subhedral, fanerik, mineral kuarsa, ortoklas dan mineral felsik. Disepanjang singkapan ini juga terdapat banyak rekahan baik itu shear fracture dan juga gash fracture. Seusai observasi dan interpretasi dari Pak Benyamin seluruh peserta melakukan sesi foto bersama di singkapan terakhir ini dan pulang kembali ke The Hills Hotels mengakhiri field work di hari kedua ini.

9

Gambar 9 Peserta foto bersama di singkapan granite wash di Lasi

Hari ketiga diisi oleh Summary Session oleh Bapak Benyamin Sapiie di The Rocky Hotel. Pak Benyamin mengulas secara ringkas apa yang telah dipelajari dari awal tentang rekahan yang terdapat di basement Cekungan Ombilin. Para peserta yang masih memiliki pertanyaan juga diberi kesempatan bertanya seluas-luasnya. Pada akhir acara ditutup dengan pemberian sertifikat oleh Pak Benyamin kepada semua peserta sebagai tanda telah lulus dari Fractured Basement Field Work dan juga pemberian door prize kepada kelompok terbaik, peserta yang paling rajin, peserta yang selalu membuat peserta lain ceria, serta beberapa kuis berhadiah dari Bapak Benyamin. Semua prosesi tersebut mengakhiri acara Fractured Basement Field Work.

Comments

comments

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *